Selamat (tengah)
malam readers. Hanya ingin posting sekarang. Kalau di tunda lagi, mood untuk
menulis bisa saja musnah dan menguap seketika. So, let’s get started.
Postingannya tentang
sejarah, dan pemeran penting dalam sejarah yaitu pahlawan. Ketika aku akhirnya
sangat dalam meresapi perjuangan pahlwan dari belajar sejarah. Dan kita belajar
sejarah dimulai dari bangku sekolah yang diduduki oleh ana-anak yang berstatus
siswa.
Setiap siswa
pasti punya kesan pada masing masing mata pelajaran. Ada yang punya favorit
masing masing. Ada juga yang hate sama mata pelajaran.Termasuk aku (in that
time) juga punya mata pelajaran yang hate dan favorit. “kalau suka, jangan
terlalu suka. Kalau benci, jangan terlalu benci” sewajarnya saja. Seperti aku
yang sangan amat menyukai salah satu subjek pelajaran (i cannt tell you guys). Sedangkan
disatu sisi aku sangat membenci pelajaran paling banyak punya haters yaitu
matematika. Lalu ada juga yang identik dengan pelajaran bikin ngantuk, yup...
sejarah. (tinggal gurunya aja lagi atur strategi sekira bikin murid ga ngantuk)
Bahkan anak zaman
sekarang mengaitkan sejarah dengan “masa lalu”. Entahlah yang mereka maksud ini
adalah mantan, begitu kah?. Anak zaman sekarang banyak yang bilang “jangan
mengingat ingat masa lalu”. Pada suatu ketika, aku iseng dapat pertanyaan dan
pernyataan tentang “masa lalu” yang dikait kaitkan dengan pelajaran sejarah. Aku
nyeletuk, “masa lalu bukan untuk dibuang. Tapi dengan masa lalu (sejarah) kita
bisa memperbaiki diri untuk sebuah pembelajaran yang sangat amat berharga. Seperti
kalian belajar sejarah, dipelajari untuk mengenang, mengambil hikmah,
memperbaiki diri dengan apa yang sejarah torehkan di masa lalu”. So, freakin’
funny, kids zaman now.
Beralih cerita,
ada statement yang berbunyi “jika kita dekat (intensity) dengan orang, secara
langsung maupun tidak langsung kita akan tertular beberapa hal yang terkait
dengan orang tersebut”. Dan yup, it works to me. Seperti aku yang menularkan “o’on”
ku kepada sahabat ku (hey you there miss you so so bad). Seperti someone yang
menularkan jiwa nasionalisnya kedapada ku. selebihnya , aku akan fokus kepada
someone yang menular sifat sifat nasionalisnya yang berhubungan dengan sejarah.
Someone sangat
amat menyukai pelajaran matematika. (he is so freakin good at math. On the
contrary, i am really bad at math). Juga, Someone yang sangat amat menyukai
pelajaran sejarah. Disaat saat kita kehabisan bahan obrolan, beliau bercerita
tentang sejarah. Apa lagi ketika tanggal 17 Agustus kemarin. Goookkiiilll, 2
hari loh berturut turut tanggal 17-18, aku belajar sejarah. Belajar dari mp3,
lagu lagu wajib nasional yang beliau putar untuk diperdengarkan. Belajar dari
penjelasan beliau panjang lebar sepanjang perjalanan kami liburan pada hari itu
dan selebar mmmmmhhhhh selebar jalan yang kami jalani mungkin perumpaan yang
pas.
Sedikit banyaknya
aku pun mengerti tentang sejarah indonesia karena beliau (belum lagi sejarah
perwayangan yang sangat beliau kagumi dan panuti yang akan tertular ke aku
sedikit demi sedikit). dan berkat independence day, pada suatu ketika aku
dihadapkan dengan situasi dan kondisi dimana aku harus menjelaskan sedikit
tentang sejarah indonesia. Pada saat itu, ketika membahas tentang para pahlawan
dan perjuangannya hingga titik darah penghabisan kemudian apa apa saja yang
melatarbelakangi terjadinya perjuang. Suara ku bergetar menahan haru. Ingin rasanya
tetesan air mata ini lepas landas langsung melompat dari mata. Untuk saja,
karena pencitraan semua itu tidak terjadi.
Salut untuk para
pahlawan. Hormat untuk mu. Salam sayang dan cinta untuk mu. Cerita kalian akan
selalu aku terpatri ingatan dan hati. Aku akan dengan sangat bangga dan
mengharu biru ketika ikut berperan serta dalam “mengenang” mu. A bunch of
gratitude i send to you. Rest in peace Indonesian hero. Heaven is marvelous
place becuase they’ve got you.
Ayo belajar
sejarah.
See you on next
post.