Minggu, 12 Mei 2019

MAMA'S PERSPECTIVE. DISCUSSION. THE PROBLEM RUN WELL


One day, I and mama discussed about a viral glitch recently. That was cheating. But we shared about group marriage or polygamy. From mama’s point of view, what will we do as a woman, wife, and life partner, when we face the husband who has affair? Who is accused? The blaming one is the another one of that woman. Why that woman must be willing to become another wife for a man who has the wife. So many single man out there. Why does she choose a man who has a wife?

Next, mama’s admonition for the all man in the world. Till the end of the world, every single man (married man) always wonder that he will marry, marry, and marry with another wife eventhough he is in tight bounding with his wife.

Then, mama’s admonition for the all woman as wife in the world. Take care your self, you husband, and the salient part is heart. If all is done, only God’s power to run all the life plot in the future
About polygamy ... mama rebels it. Husband is utter right of ourself, no apportioning!

As a woman, mom edifies her daughters to independent. (all hers are daughters fortuitously). Woman must independent. Don’t to excessive and always depending on husband. That is our provisions

When I look at back about mama’s family background. Mama comes from the broken home family. Her heart still offended. it caused by fondness-less from a father figure. Grandpa (jeddi) divorced grandma to married with other woman. Mama and siblings were neglected

This becomes the background of mama’s principle life. The principle is taught to us. Woman must independent. Don’t to excessive and always depending on husband. That is our provisions. She gazes her mom (grandma). Grandma who is stiff to stand by ownself when she was neglected of her husband.

One day If there is something happen uncoveted, we will stand up by ownself. We are independent. Any addition as mama said implicitly, and I summarize that make the Ex feels contrition because he leaves us. Till this sentence, blushing from my cheeks show up then smiling. I dunno why but that makes me smiling.

What about the relationship of my parents? Owh ... there is OK. Everythings gonna be allright. From their marriage, I confess I’m so proud for abah. Abah is adorable man at that time. He is wanted person for women. But his fond is always for mama incredibly. No cheating and no more wedding. That’s the prove

From mama’s perspective makes me tickled. I’m tickled to hurl some questions

What about your respon if ... your child has relationship with the guy who has a wife and deal with the poligamy?
BIG NO

2.      What about your respon if ... your married child involve a poligamy problem?
My child is independent as my tought. What do you look for if you defending someone who plays his heart to the other woman? alone is better than do it.

3.      What about your respon if ... your married child involve a cheating problem?
The first cheating or first chapter, we must give him consideration and forgiving. The basic point is defending your relationship because marriage is holy no matter what. But we must watchfull for the next chapter. If there is exist,  we won’t forgive. No sorry and no forgive.

In this discussion, I’m as good listener. Without no feedback. I dunno why I’m afraid of this emotional discussion. The conclusion is ... mama is the member of “anti cheating” and “anti poligamy” extremist. The closing for discussion is Semoga anak anak mama semua tuntung pandang ruhuy rahayu.


Note: ...
·         Divorce happens when husband abandones the wife
·         Cheating happens when husband has affair






Pada suatu hari aku dengan mama mendiskusikan tentang sebuah permasalahan yang akhir akhir ini viral yaitu tentang pelakor. Tapi disini pembahasannya adalah tentang perselingkuhan dan atau poligami. Tentang sebuah perselingkuhan, sebagai seorang perempuan dan sebagai seorang istri ketika menghadapi suami yang sedang bermain hati. Yang dipersalahkan mama adalah si perempuan lain tersebut. Kenapa perempuan tersebut harus mau menyanggupi sebagai wanita idaman lain sedangkan sang pria sudah beristri. Masih banyak pria single diluar sana. Kenapa harus memilih pria beristri.

Lalu tanggapan mama terhadap sang pria, sampai kapan pun pria itu akan selalu membayangkan menginginkan mencita citakan tentang pernikahan lagi lagi dan lagi walaupun status mereka sudah terikat.

Tanggapan mama terhadap sang istri atau sebagai seorang istri, harus menjaga diri, suami dan hati. Ketika semua sudah terjaga, maka hanya kuasa Tuhan yang menjalankan skenario kehidupan di masa depan.

Tentang poligami... ternyata mama menentang keras poligami. Suami adalah hak mutlak milik kita sendiri tanpa ada bagi-bagi.

Sebagai seorang perempuan mama.  anak anak perempuannya untuk mandiri. Kebetulan anak mama semuanya (ketiganya) adalah perempuan. Perempuan harus mandiri, jangan sampai terlalu dan selalu bergantung dengan suami. Itu adalah bekal untuk kita sendiri.

Jika ku lihat kebelakang tentang background keluarga mama, mama adalah keluarga broken home. Hati mama masih terluka sampai sekarang karena kekurangan kasih sayang seorang bapak. Kakek (alm. jedi) menceraikan (alm) nenek untuk menikah dengan (alm) wanita lain.

Inilah yang melatarbelakangi prinsip hidup mama yang diajarkan kepada kami para anaknya. “Perempuan harus mandiri, jangan sampai terlalu dan selalu bergantung dengan suami”. Karena mama memandang ibu beliau (alm. nenek) yang begitu tegar dan sangat tangguh untuk bangkit berdiri sendiri ketika ditinggalkan oleh suami.

Jika nanti pada suatu saat (na’udzubillahiminzaliq) ada hal hal yang tidak diinginkan (perceraian). Kita tetap bisa berdiri sendiri. Karena kita mandiri. Begitu kata mama. Tambahan lagi dari mama secara tersirat yang ku simpulkan sebagai “buatlah si mantan menyesal karena telah meninggalkan kita”. Sampai pada kalimat ini, daku pun tersenyum wahai bunda. Semburat rona di pipi pun muncul. Entahlah perkataan itu yang mebuat ku tersenyum.

Dari pernikahan mama dan abah, ku akui aku salut dengan abah. Walaupun si abah primadona pada masanya, kanan kiri oke. Tapi cinta abah ke mama begitu luar biasa. Hahaha tidak akan ada kata perselingkuhan maupun pernikahan (lagi) dan itu terbukti

Lalu dari pandangan mama tersebut membuat ku tergelitik untuk melontarkan beberapa buah pertanyaan.

1.      Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak mama berhubungan dengan pria beristri dan mau di poligami?
BIG NO.

Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak mama yang sudah menikah mengalami permasalahan poligami?
Karena anak mama yang sudah menikah sudah mandiri, buat apa mempertahan kan laki laki yang sudah main hati apa lagi sudah sampai jenjang poligami. Lebih baik sendiri, laki-laki bisa bisa datang nanti. ketenangan hati tidak bisa diganti, kalau memang sendiri lebih berarti.

Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak mama yang sudah menikah mengalami permasalahan perselingkuhan?
Untuk perselingkuhan tahap pertama, kita berikan pengertian, arahan, pandangan, bahkan maaf. Intinya mempertahankan keutuhan rumah tangga bagaimanapun caranya. Tapi kita haru berjaga jaga uuntuk tidak menutup kemungkinan akan ada perselingkuhan tahap kedua. Jika sampai terjadi tahap kedua, maka tiada maaf bagi mu. Berjaga-jagalah selalu waspada, karena akan ada chapter selanjutnya.

Dalam diskusi ini aku hanya sebagai pendengar yang baik. Tanpa ada pendapat balik dari aku. Karena entah kenapa, mama membicarakan ini secara berapi-api. Kan liatnya jadi ngeriiiiiiii. Yang pasti, sudah bisa ditarik kesimpulan. Mama adalah anggota “anti perselingkuhan” dan “anti poligami” garis keras. Widdiiww. Diskusi ini ditutup dengan petuah mama. Semoga anak anak mama semua tuntung pandang ruhuy rahayu.

Note: ...
·         perceraian disini terjadi jika sang suami yang meninggalkan istri
·         perselingkuhan disini terjadi jika suami bermain hati dengan perempuan lain