One day, I and mama discussed about a viral glitch recently. That was
cheating. But we shared about group marriage or polygamy. From mama’s point of
view, what will we do as a woman, wife, and life partner, when we face the
husband who has affair? Who is accused? The blaming one is the another one of
that woman. Why that woman must be
willing to become another wife for a man who has the wife. So many single man
out there. Why does she choose a man who has a wife?
Next, mama’s admonition for the all man in the world. Till the end of the world, every single man
(married man) always wonder that he will marry, marry, and marry with another
wife eventhough he is in tight bounding with his wife.
Then, mama’s admonition for the all woman as wife in the world. Take care your self, you husband, and the
salient part is heart. If all is done, only God’s power to run all the life
plot in the future
About polygamy ... mama rebels it. Husband
is utter right of ourself, no apportioning!
As a woman, mom edifies her daughters to independent. (all hers are
daughters fortuitously). Woman must
independent. Don’t to excessive and always depending on husband. That is our provisions
When I look at back about mama’s family background. Mama comes from the
broken home family. Her heart still offended. it caused by fondness-less from a
father figure. Grandpa (jeddi) divorced grandma to married with other woman. Mama
and siblings were neglected
This becomes the background of mama’s principle life. The principle is
taught to us. Woman must independent.
Don’t to excessive and always depending on husband. That is our provisions.
She gazes her mom (grandma). Grandma who is stiff to stand by ownself when she
was neglected of her husband.
One day If there is something happen uncoveted, we will stand up by
ownself. We are independent. Any addition as mama said implicitly, and I
summarize that make the Ex feels
contrition because he leaves us. Till this sentence, blushing from my
cheeks show up then smiling. I dunno why but that makes me smiling.
What about the relationship of my parents? Owh ... there is OK.
Everythings gonna be allright. From their marriage, I confess I’m so proud for
abah. Abah is adorable man at that time. He is wanted person for women. But his
fond is always for mama incredibly. No cheating and no more wedding. That’s the
prove
From mama’s perspective makes me tickled. I’m tickled to hurl some
questions
What about your respon if ... your child has
relationship with the guy who has a wife and deal with the poligamy?
BIG
NO
2. What about your respon if ... your married
child involve a poligamy problem?
My child is independent as my tought. What do
you look for if you defending someone who plays his heart to the other woman?
alone is better than do it.
3. What about your respon if ... your married
child involve a cheating problem?
The first cheating or first chapter, we must
give him consideration and forgiving. The basic point is defending your
relationship because marriage is holy no matter what. But we must watchfull for
the next chapter. If there is exist, we
won’t forgive. No sorry and no forgive.
In this discussion,
I’m as good listener. Without no feedback. I dunno why I’m afraid of this
emotional discussion. The conclusion is ... mama is the member of “anti
cheating” and “anti poligamy” extremist. The closing for discussion is Semoga anak anak mama semua tuntung pandang
ruhuy rahayu.
Note: ...
·
Divorce
happens when husband abandones the wife
·
Cheating
happens when husband has affair
Pada suatu hari aku dengan mama mendiskusikan tentang sebuah
permasalahan yang akhir akhir ini viral yaitu tentang pelakor. Tapi disini
pembahasannya adalah tentang perselingkuhan dan atau poligami. Tentang sebuah
perselingkuhan, sebagai seorang perempuan dan sebagai seorang istri ketika
menghadapi suami yang sedang bermain hati. Yang dipersalahkan mama adalah si
perempuan lain tersebut. Kenapa perempuan
tersebut harus mau menyanggupi sebagai wanita idaman lain sedangkan sang pria
sudah beristri. Masih banyak pria single diluar sana. Kenapa harus memilih pria
beristri.
Lalu tanggapan mama terhadap sang pria, sampai kapan pun pria itu akan selalu membayangkan menginginkan mencita
citakan tentang pernikahan lagi lagi dan lagi walaupun status mereka sudah
terikat.
Tanggapan mama terhadap sang istri atau sebagai seorang istri, harus menjaga diri, suami dan hati. Ketika
semua sudah terjaga, maka hanya kuasa Tuhan yang menjalankan skenario kehidupan
di masa depan.
Tentang poligami... ternyata mama menentang keras poligami. Suami adalah hak mutlak milik kita sendiri
tanpa ada bagi-bagi.
Sebagai seorang
perempuan mama. anak anak perempuannya
untuk mandiri. Kebetulan anak mama semuanya (ketiganya) adalah perempuan. Perempuan harus mandiri, jangan sampai
terlalu dan selalu bergantung dengan suami. Itu adalah bekal untuk kita
sendiri.
Jika ku lihat
kebelakang tentang background keluarga mama, mama adalah keluarga broken home.
Hati mama masih terluka sampai sekarang karena kekurangan kasih sayang seorang
bapak. Kakek (alm. jedi) menceraikan (alm) nenek untuk menikah dengan (alm)
wanita lain.
Inilah yang
melatarbelakangi prinsip hidup mama yang diajarkan kepada kami para anaknya. “Perempuan harus mandiri, jangan sampai
terlalu dan selalu bergantung dengan suami”. Karena mama memandang ibu
beliau (alm. nenek) yang begitu tegar dan sangat tangguh untuk bangkit berdiri
sendiri ketika ditinggalkan oleh suami.
Jika nanti pada suatu saat (na’udzubillahiminzaliq) ada hal hal yang
tidak diinginkan (perceraian). Kita tetap bisa berdiri sendiri. Karena kita
mandiri. Begitu kata mama. Tambahan lagi dari mama secara tersirat yang ku
simpulkan sebagai “buatlah si mantan menyesal karena telah meninggalkan kita”.
Sampai pada kalimat ini, daku pun tersenyum wahai bunda. Semburat rona di pipi
pun muncul. Entahlah perkataan itu yang mebuat ku tersenyum.
Dari pernikahan mama dan abah, ku akui aku salut dengan abah. Walaupun
si abah primadona pada masanya, kanan kiri oke. Tapi cinta abah ke mama begitu
luar biasa. Hahaha tidak akan ada kata perselingkuhan maupun pernikahan (lagi)
dan itu terbukti
Lalu dari pandangan mama tersebut membuat ku tergelitik untuk
melontarkan beberapa buah pertanyaan.
1. Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak
mama berhubungan dengan pria beristri dan mau di poligami?
BIG
NO.
Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak
mama yang sudah menikah mengalami permasalahan poligami?
Karena
anak mama yang sudah menikah sudah mandiri, buat apa mempertahan kan laki laki
yang sudah main hati apa lagi sudah sampai jenjang poligami. Lebih baik
sendiri, laki-laki bisa bisa datang nanti. ketenangan hati tidak bisa diganti,
kalau memang sendiri lebih berarti.
Bagaimana tanggapan mama Seandainya... anak
mama yang sudah menikah mengalami permasalahan perselingkuhan?
Untuk
perselingkuhan tahap pertama, kita berikan pengertian, arahan, pandangan,
bahkan maaf. Intinya mempertahankan keutuhan rumah tangga bagaimanapun caranya.
Tapi kita haru berjaga jaga uuntuk tidak menutup kemungkinan akan ada
perselingkuhan tahap kedua. Jika sampai terjadi tahap kedua, maka tiada maaf
bagi mu. Berjaga-jagalah selalu waspada, karena akan ada chapter selanjutnya.
Dalam diskusi ini
aku hanya sebagai pendengar yang baik. Tanpa ada pendapat balik dari aku.
Karena entah kenapa, mama membicarakan ini secara berapi-api. Kan liatnya jadi
ngeriiiiiiii. Yang pasti, sudah bisa ditarik kesimpulan. Mama adalah anggota
“anti perselingkuhan” dan “anti poligami” garis keras. Widdiiww. Diskusi ini
ditutup dengan petuah mama. Semoga anak
anak mama semua tuntung pandang ruhuy rahayu.
Note: ...
·
perceraian
disini terjadi jika sang suami yang meninggalkan istri
·
perselingkuhan
disini terjadi jika suami bermain hati dengan perempuan lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar