Kumpulan cerita cerita putus, diputusin, mutusin
~~~
“Papa
dipindahkan ke kota lain. Jadi, you know lah aku sama mama harus ikut pindah
kesana. Trus kita gimana?”
Hening
“kamu
percaya sama aku? Kita masih bisa berhubungan kan?” lanjutnya
“aku
percaya sama kamu” sahut ku
“kita
masih berhubungan baik kok” lanjut ku
“tapi
aku ga bisa LDR” tegas ku
“kenapa…?”
dengan nada sedikit memelas dia bertanya
“karena,
aku lebih suka bertemu ngobrol langsung dengan intensitas rutin. Menurut ku
lebih seru” lugas
Kisah
kasih disekolah dari siswa siswi kelas XI SMK. Baiklah… cerita kita selesai
sampai disini
~~
“ke
rumah yuk, main” pintanya
“takut
ah.. ada ortu kamu” elak ku
“loh,
ga papa kan. Bagus lagi. Memperkenalkan secara informal” jawabnya sambal cengengesan
“Ngga
ah, lain kali aja”
Aku
selalu saja menolaknya untuk diajak main ke rumah. Lagian kan kita cuma pacaran,
ga serius. Eh… belum serius. Kecuali klo dia mau serius, oke lah lanjuuutttkan
main ke rumah.
…
Sore
itu, hujan cukup lebat. Aku sedang dalam perjalanan pulang. Aku putuskan untuk
berteduh sejenak. Tak dinyana, dia dan ibunya ikut berteduh ditempat aku
berdiri sekarang
“Er…”
sapa ku terkaget kaget setengah tak percaya dia disini
“eh..
ibu…” ucapku menyapa dengan hormat sambal mengulurkan tangan untuk salim
mencium tangan beliau.
Beliau
tersenyum.
Sedang
aku, gugup, takut, hampir pingsan karena ini kali pertama ku bertemu dengan ibu
dari Erlangga, kekasih ku.
Terjadilah
obrolan singkat kami bertiga sembari menunggu hujan reda.
Ternyata
ibunya ramah juga…
Seminggu
kemudian.
“Yan…
tau ga kata ibu apa setelah pertemuan kalian kemarin?” dia membuka suara dari
obrolan kami
“emang
apa kata beliau?” I’m curious
“kamu
sopan, cantik, seru. Tapi….” Kalimatnya menggantung membuat semakin penasaran
“beliau
bilang, dari logat kamu berbicara beliau tau kalau kamu suku banjar” hening
sejenak
“berteman
saja ya… jangan diseriusin. Kamu bukan kriteria ibu” pungkasnya dengan murung
Aku
kembali terkejut. Ternyata aku tidak disukai oleh beliau. Bukan. Lebih tepatnya,
tidak termasuk dari bibit bebet dan bobot yang beliau cari. Baiklah… cerita kita
selesai sampai disini.
~~
“aku
sempat bertekad dalam hati. Nanti kalau aku mendaki lagi, aku akan ajak istri
buat hiking bareng” Eru sangat sumringah dan bersemangat membahas ini dihadapan
kekasihnya, Ika.
“semoga
kejadian ya hiking bareng istri… amin” dengan cueknya Ika menyampaikan pernyataan
tersebut.
Eru
bingung… yang dia maksud adalah Ika. Dia ingin hiking bareng Ika sebagai
istrinya.
“loh,
aku mau hiking bareng kamu, Ika. Kamu kan calon istri aku” ungkapnya
“loh,
emang kapan kamu ngelamar? Kok bilang aku calon istri kamu” jawab Ika
“emang
perlu ya aku ngelamar kamu di puncak? Katanya ga suka diromantisin, gimana sih”
Eru mulai sewot.
“trus
kapan kamu siap aku nikahin?” tambahnya
“jangan
bilang kalo kamu masih pengen rame rame sama temen temen, jalan jalan, liburan”
amanat Eru mulai panjang
“kamu
ga kepikiran buat nikah apa?” Eru mulai pasrah
“kalau
aku nikah, aku belum siap dengan status sebagai seorang istri yang pekerjaannya
24 jam” Ika mulai menjawab
“aku
ga akan bisa sebebas ini. jalan-jalan, muncak, kerja cari cuan. Semua akan
terbatas. Ngurus anak suami. Itu juga kalau punya anak, klo engga. Apa lagi perkara
perselingkuhan, perekonomian dan banyak lagi….”
Sejatinya
Ika takut dengan pernikahan. dia terlahir sebagai seorang anak broken home
plussssss, dia gagal menikah. Trauma itu lah yang membuatnya mengambil sikap demikian
dihadapan Eru
Hhhhmmmmhhhhhhh
Eru menghela nafas panjang. Topik pernikahan yang kesekian kalinya yang selalu
buntu
“menikahlah
dengan orang yang siap kau nikahi, dan itu bukan aku yang sekarang Er..”
tutupnya
Dan
benar saja, hari ini Ika datang dengan membawa seperangkat alat panjat yang
ditujukan sebagai kado pernikahan Eru dan istrinya. Baiklah.. cerita mereka
selesai sampai disini.
~~~
Sebenernya
author masih penasaran pengen ngelanjutin perjalan cinta nya si Eru dan Ika
dalam versi cerita lain. Klo ga ditunggu dudanya berarti ditunggu jandanya
hhhhmmmmhhhh 👀
Owh
iya anyway … kalau kalian, tim diputusin atau mutusin? Kalau author sih, tim
diputusin terus, kesian kan?
Tak
apa lah ya tiap kali diputusin, ada ice cream si penyemangat hati yang bikin
mood level up. Salam sayang selalu dari si pecinta ice cream.