Rabu, 23 Agustus 2023

We break up!

Kumpulan cerita cerita putus, diputusin, mutusin





~~~

“Papa dipindahkan ke kota lain. Jadi, you know lah aku sama mama harus ikut pindah kesana. Trus kita gimana?”

Hening

“kamu percaya sama aku? Kita masih bisa berhubungan kan?” lanjutnya

“aku percaya sama kamu” sahut ku

“kita masih berhubungan baik kok” lanjut ku

“tapi aku ga bisa LDR” tegas ku

“kenapa…?” dengan nada sedikit memelas dia bertanya

“karena, aku lebih suka bertemu ngobrol langsung dengan intensitas rutin. Menurut ku lebih seru” lugas

Kisah kasih disekolah dari siswa siswi kelas XI SMK. Baiklah… cerita kita selesai sampai disini

 

~~

“ke rumah yuk, main” pintanya

“takut ah.. ada ortu kamu” elak ku

“loh, ga papa kan. Bagus lagi. Memperkenalkan secara informal” jawabnya sambal cengengesan

“Ngga ah, lain kali aja”

Aku selalu saja menolaknya untuk diajak main ke rumah. Lagian kan kita cuma pacaran, ga serius. Eh… belum serius. Kecuali klo dia mau serius, oke lah lanjuuutttkan main ke rumah.

Sore itu, hujan cukup lebat. Aku sedang dalam perjalanan pulang. Aku putuskan untuk berteduh sejenak. Tak dinyana, dia dan ibunya ikut berteduh ditempat aku berdiri sekarang

“Er…” sapa ku terkaget kaget setengah tak percaya dia disini

“eh.. ibu…” ucapku menyapa dengan hormat sambal mengulurkan tangan untuk salim mencium tangan beliau.

Beliau tersenyum.

Sedang aku, gugup, takut, hampir pingsan karena ini kali pertama ku bertemu dengan ibu dari Erlangga, kekasih ku.

Terjadilah obrolan singkat kami bertiga sembari menunggu hujan reda.

Ternyata ibunya ramah juga…

Seminggu kemudian.

“Yan… tau ga kata ibu apa setelah pertemuan kalian kemarin?” dia membuka suara dari obrolan kami

“emang apa kata beliau?” I’m curious

“kamu sopan, cantik, seru. Tapi….” Kalimatnya menggantung membuat semakin penasaran

“beliau bilang, dari logat kamu berbicara beliau tau kalau kamu suku banjar” hening sejenak

“berteman saja ya… jangan diseriusin. Kamu bukan kriteria ibu” pungkasnya dengan murung

Aku kembali terkejut. Ternyata aku tidak disukai oleh beliau. Bukan. Lebih tepatnya, tidak termasuk dari bibit bebet dan bobot yang beliau cari. Baiklah… cerita kita selesai sampai disini.

 

~~

“aku sempat bertekad dalam hati. Nanti kalau aku mendaki lagi, aku akan ajak istri buat hiking bareng” Eru sangat sumringah dan bersemangat membahas ini dihadapan kekasihnya, Ika.

“semoga kejadian ya hiking bareng istri… amin” dengan cueknya Ika menyampaikan pernyataan tersebut.

Eru bingung… yang dia maksud adalah Ika. Dia ingin hiking bareng Ika sebagai istrinya.

“loh, aku mau hiking bareng kamu, Ika. Kamu kan calon istri aku” ungkapnya

“loh, emang kapan kamu ngelamar? Kok bilang aku calon istri kamu” jawab Ika

“emang perlu ya aku ngelamar kamu di puncak? Katanya ga suka diromantisin, gimana sih” Eru mulai sewot.

“trus kapan kamu siap aku nikahin?” tambahnya

“jangan bilang kalo kamu masih pengen rame rame sama temen temen, jalan jalan, liburan” amanat Eru mulai panjang

“kamu ga kepikiran buat nikah apa?” Eru mulai pasrah

“kalau aku nikah, aku belum siap dengan status sebagai seorang istri yang pekerjaannya 24 jam” Ika mulai menjawab

“aku ga akan bisa sebebas ini. jalan-jalan, muncak, kerja cari cuan. Semua akan terbatas. Ngurus anak suami. Itu juga kalau punya anak, klo engga. Apa lagi perkara perselingkuhan, perekonomian dan banyak lagi….”

Sejatinya Ika takut dengan pernikahan. dia terlahir sebagai seorang anak broken home plussssss, dia gagal menikah. Trauma itu lah yang membuatnya mengambil sikap demikian dihadapan Eru

Hhhhmmmmhhhhhhh Eru menghela nafas panjang. Topik pernikahan yang kesekian kalinya yang selalu buntu

“menikahlah dengan orang yang siap kau nikahi, dan itu bukan aku yang sekarang Er..” tutupnya

Dan benar saja, hari ini Ika datang dengan membawa seperangkat alat panjat yang ditujukan sebagai kado pernikahan Eru dan istrinya. Baiklah.. cerita mereka selesai sampai disini.

~~~

Sebenernya author masih penasaran pengen ngelanjutin perjalan cinta nya si Eru dan Ika dalam versi cerita lain. Klo ga ditunggu dudanya berarti ditunggu jandanya hhhhmmmmhhhh 👀

Owh iya anyway … kalau kalian, tim diputusin atau mutusin? Kalau author sih, tim diputusin terus, kesian kan?

Tak apa lah ya tiap kali diputusin, ada ice cream si penyemangat hati yang bikin mood level up. Salam sayang selalu dari si pecinta ice cream.

Senin, 07 Agustus 2023

THE PERFECT DREAMING FOR HONEYMOON



Welcome August. katanya bulan yang pas buat mendaki gunung. tapi kali ini ceritanya bukan tentang mendaki gunung, It's just conversation with hiking expert. let's check this one out!

“kayak nya udah bisa nih diajak naik gunung” kalimat itu begitu saja terlontar dari bibirnya setelah berabad abad lamanya ingin sekali ku dengar.

Dia senioran Mapala, mantan ketum periode kesekian. Entah aku lupa. Dia expert di bidang expedisi naik gunung.

“kenapa baru sekarang bilang gitu. Dulu dulu kenapa ga pernah diajak mmmhh” jawab ku ketus

“Mas sangsi sama kamu” jujurnya

“kalau dari segi fisik walaupun kurus kecil cungkring kayak gini tapi mas akui fisik kamu kuat ga ringkih” sambungnya

“tapi tetep ga bisa deh kayaknya” dengan ekspresinya sok serius sambil mengusap dagu yang janggutnya tumbuh ala kadarnya. sambungan jawaban yang membuat mental ku down sekali lagi

“apa coba yang bikin sangsi?” ucapku setengah berteriak

“dingin dan hiking. Klo hiking, oke lah karena kamu modelan cewe jeger bin bar bar kek gini. Tapi perkara cuaca extreme alias dingin, kayaknya engga deh. Sama AC aja kamu ga bisa. Apa lagi cuaca sedingin itu di atas gunung” panjang kali lebar dia mencoba menjelaskan pada ku.

“trus sekarang sekira aku bisa lulus dari 2 kriteria itu gimana?”

“trus gunung yang cocok buat aku apa?”

Semakin aku penasaran untuk menunggu komentar dari si expert ini.

“Gunung Lawu. Jawa Timur” tegasnya

“sebelum ke gunung Lawu kamu harus ke Bromo dulu” lanjutnya

“loh kok gitu… iiiiiihhhhh expert sih expert tapi klo komen njelimet” aku mulai sewot

“kamu latihan buat hiking, jogging sore dulu lah untuk beberapa bulan kedepan. Tapi klo Latihan dinginnya, kamu harus ke Bromo. Klo ga, sana masuk kulkas!” dia nyengir

Eeeerrrrrrrrgggggghhhhhhhh


 
Begitulah percakapan singkat kami.

Banyak yang selalu bilang kalau aku si “anak gunung” tapi aku bukan anak gunung woy! Padahal aku sama sekali tidak pernah naik gunung dan terfikir untuk naik gunung karena bukan passion aku. I’m obsessed with outdoor thing but no for hiking. Hingga akhirnya ada tawaran langsung dari Abang mantan ketua umum Mapala yang sudah jago dibidang hiking. Seperti percakapan tadi.

Beliau memang bilang bahwa untuk kriteria orang seperti aku yang punya nafas pendek yang ga kuat nanjak trus yang ga bisa ketemu dengan dinginnya malam, Air Conditioner dan kipas angin ga bakalan bisa menaklukkan dinginnya puncak gunung.

Seharusnya kalimat yang tepat adalah menaklukkan puncak gunung. Tapi spesial buat ku menaklukkan dinginnya hawa dibawah kaki, badan dan puncak gunung. Hahahahaha lucu yaah.

Tidak terfikir sama sekali oleh ku, untuk hiking. Tapi karena percakapan barusan, membuat ku berfikir bahwa ….

Camping bareng sama pasangan. Tidur berdua setenda. Bakar bakaran atau masak air panas atau bisa juga makan mie instan di puncak bukit atau gunung seru kali yaah. Satu lagi, aku minum teh anget, si dia minum kopi panas. That is the stunning combo.

(kalau kata temen ku sih, aku harus sama suami atau pasangan yang sefrekuensi. Yang bisa diajak melakukan kegiatan outdoor bareng. That is my imagination, may be daydreaming. I dont really know and who knows...😣

Tapi berdua doank jangan rombongan. Kayaknya aku berfikir bahwa jika aku bisa untuk naik gunung atau bukit si penanggung jawab ku adalah pasangan sah alias suami sendiri. (Fix banget sih bakal rempong idupnya selama nanjak 😆)

so, it means that no need for hiking, I need the perfect dreaming.

THE PERFECT DREAMING FOR HONEYMOON yeeeeaaaayyyyyy yyyiiippppiiiiyyyy

Amin yang kenceng…... Ammmmiiiiiinnnnn

 


salam manis semanis ice cream...