Welcome August. katanya bulan yang pas buat mendaki gunung. tapi kali ini ceritanya bukan tentang mendaki gunung, It's just conversation with hiking expert. let's check this one out!
“kayak
nya udah bisa nih diajak naik gunung” kalimat itu begitu saja terlontar dari
bibirnya setelah berabad abad lamanya ingin sekali ku dengar.
Dia
senioran Mapala, mantan ketum periode kesekian. Entah aku lupa. Dia expert di
bidang expedisi naik gunung.
“kenapa
baru sekarang bilang gitu. Dulu dulu kenapa ga pernah diajak mmmhh” jawab ku
ketus
“Mas
sangsi sama kamu” jujurnya
“kalau
dari segi fisik walaupun kurus kecil cungkring kayak gini tapi mas akui fisik
kamu kuat ga ringkih” sambungnya
“tapi
tetep ga bisa deh kayaknya” dengan ekspresinya sok serius sambil mengusap dagu
yang janggutnya tumbuh ala kadarnya. sambungan jawaban yang membuat mental ku
down sekali lagi
“apa
coba yang bikin sangsi?” ucapku setengah berteriak
“dingin
dan hiking. Klo hiking, oke lah karena kamu modelan cewe jeger bin bar bar kek
gini. Tapi perkara cuaca extreme alias dingin, kayaknya engga deh. Sama AC aja
kamu ga bisa. Apa lagi cuaca sedingin itu di atas gunung” panjang kali lebar
dia mencoba menjelaskan pada ku.
“trus
sekarang sekira aku bisa lulus dari 2 kriteria itu gimana?”
“trus
gunung yang cocok buat aku apa?”
Semakin
aku penasaran untuk menunggu komentar dari si expert ini.
“Gunung
Lawu. Jawa Timur” tegasnya
“sebelum
ke gunung Lawu kamu harus ke Bromo dulu” lanjutnya
“loh
kok gitu… iiiiiihhhhh expert sih expert tapi klo komen njelimet” aku mulai
sewot
“kamu
latihan buat hiking, jogging sore dulu lah untuk beberapa bulan kedepan. Tapi
klo Latihan dinginnya, kamu harus ke Bromo. Klo ga, sana masuk kulkas!” dia
nyengir
Banyak yang selalu bilang kalau aku si “anak gunung” tapi aku
bukan anak gunung woy! Padahal aku sama sekali tidak pernah naik gunung dan
terfikir untuk naik gunung karena bukan passion aku. I’m obsessed with
outdoor thing but no for hiking. Hingga akhirnya ada tawaran langsung dari
Abang mantan ketua umum Mapala yang sudah jago dibidang hiking. Seperti
percakapan tadi.
Beliau memang bilang bahwa untuk kriteria orang seperti aku yang
punya nafas pendek yang ga kuat nanjak trus yang ga bisa ketemu dengan
dinginnya malam, Air Conditioner dan kipas angin ga bakalan bisa menaklukkan
dinginnya puncak gunung.
Seharusnya kalimat yang tepat adalah menaklukkan puncak gunung.
Tapi spesial buat ku menaklukkan dinginnya hawa dibawah kaki, badan dan puncak
gunung. Hahahahaha lucu yaah.
Tidak terfikir sama sekali oleh ku, untuk hiking. Tapi karena
percakapan barusan, membuat ku berfikir bahwa ….
Camping bareng sama pasangan. Tidur berdua setenda. Bakar bakaran atau masak air panas atau bisa juga makan mie instan di puncak bukit atau gunung seru kali yaah. Satu lagi, aku minum teh anget, si dia minum kopi panas. That is the stunning combo.
(kalau kata temen ku sih, aku harus sama suami atau pasangan yang
sefrekuensi. Yang bisa diajak melakukan kegiatan outdoor bareng. That
is my imagination, may be daydreaming. I dont really know and who knows...😣)
Tapi berdua doank jangan rombongan. Kayaknya aku berfikir bahwa
jika aku bisa untuk naik gunung atau bukit si penanggung jawab ku adalah
pasangan sah alias suami sendiri. (Fix banget sih bakal rempong idupnya selama
nanjak 😆)
so, it means that no need for hiking, I need the perfect dreaming.
THE PERFECT DREAMING FOR HONEYMOON yeeeeaaaayyyyyy yyyiiippppiiiiyyyy
Amin yang kenceng…... Ammmmiiiiiinnnnnsalam manis semanis ice cream...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar