Minggu, 30 Desember 2018

The failing annual competition


Kadang ketika takdir sudah berkata lain. Terkadang ketika suratan takdir tidak terlalu jelas kita baca. Kita pasti merasa kecewa. Ah, itu manusiawi pemirsah.

Hari ini aku akan bercerita tentang kegagalan ku sekali lagi dalam ajang kompetisi tahunan ini. Padahal aku sudah merasa yakin akan menang. Tapi ternyata tidak

Aku merasa, Tuhan sedang menahan ku di posisi belakang si pemenang. Menurut ku, Pemenang tersebut bertemu dengan dewi fortuna di depan ku. Sedangkan aku, kekuatan Tuhan sedang menahan ku begitu kuat ketika aku ingin berlari mendahului si pemenang. Dan posisinya hampir mendekati garis finish. Sekuat kuatnya aku berlari, tetaplah si pemenang tersebut mendapatkan pita finishnya.

Aku hanya ingin berbagi kekesalan. Aku ingin bercerita mereka yang berbeda rally dengan ku. Mereka yang ... Mereka mendapatkan posisi unggulan sebagai pemenang. Sedangkan aku.... owh ....tidaaaaaakk

Sedih, jengkel, kesal dan berbagai macam rasa kecewa bersarang dalam hati. Mau tidak mau, lama kelamaan dalam hitungan hari aku harus memanage perasaan tersebut agar tidak memenuhi hati pikiran dan perasaan.

Eh ternyata dan ternyata aku ga sendirian pemirsah. Aku punya temen seperjuangan yang ortunya juga berambisi untuk anaknya bisa memenangkan kompetisi ini. Ketika si anak kalah juga dalam kompetisi ini, emosi lah yang memuncak ditujukan kepada si anak

Rezeki itu sudah diatur. Masih banyak waktu untuk mengejar keinginan atau mungkin yang kau sebut cita2. Rezeki mu disini. Rezeki mu di lain. Bersabar. Mungkin bukan sekarang. Dan mungkin bila nanti...

Ada hikmah dibalik setiap peristiwa.


Jikalau memang benar suratan takdir terpampang aku akan mendapatkan cita2 ku, maka Tuhan akan memudahkan setiap prosesnya. Jikalau memang sudah takdirku mendapat hal itu, Tuhan akan selalu mendengar dan melihat setiap usaha yang aku lakukan.

The show must go on. The life must go on

Cerita dipenghujung tahun 2018. Tahun baru pasti berbeda juga ceritanya


Sabtu, 22 Desember 2018

PRANK! DRIVER LICENCE! ANNUAL COMPETITION!


Welcome my month of birthday. This is gonna be the happiest month ever. It will... and ... the story begins ...

Di bulan oktober ini ada 2 kasus yang terjadi didalamnya. Mungkin 3 kasus.
Di bulan Oktober ini, sebenernya aku ulang tahun nih pemirsah. Jikalau pemirsah bertanya kapan tepatnya aku berulang tahun.... maka akan ku jawab dengan... I was born when people called the day by halloween day. Yup... that is 31th Oktober. Hari terakhir di penanggalan bulan Oktober.


Bulan ini dimulai dengan gonjang ganjing kompetisi tahunan (bukan tahunan juga sih sebenarnya tapi yah bingung mau bilang apa). Kompetisi ini adalah yang ke tiga kalinya ku ikuti. Terakhir, tahun lalu di bulan oktober juga diadakannya. Sekarang bulan oktober baru pembukaan, baru persiapan.
Awal bulan ini aku mengingatkan beliau untuk memperpanjang SIM. Dan dijawab dengan, “masih lama. Nanti saja kalau sudah dekat hari H nya”. Sebenarnya  berbulan bulan sebelum bulan ini, “alarm” ku tak kan letih untuk berbunyi berkali kali ditelinga beliau. Tapi beliau menanggapi dengan santai. Okeh.... nurut deh... mungkin lebih baik seperti itu walaupun sedikit jengkel dan gondok dihati.


Setelah permasalahan SIM, ku alihkan fokus ke persiapan data diri untuk mengikuti kompetisi yang seperti sudah ku bilang di atas. Ada satu tahap, yang agak susah susah gampang. Yaitu melengkapi data diri. Data diri ini harus diurus ke sebuah instansi yang mana instansi ini menjadikan ku flashback akan banyak hal.. banyak sekali. Jadi yaahh agak setengah hati sih mengurusnya.


Saking ngga maunya berurusan dengan instansi tersebut, aku pindah haluan dalam kompetisi tersebut. Aku berbelok arah agar sekira, aku tidak harus melengkapi data diri tersebut dalam persiapan untuk ikut kompetisi ini. Aku mengambil keputusan ini sebenarnya atas dasar feeling sendiri atau satu pihak saja. Tanpa tedeng aling aling. Tanya sana tanya sini.


Dan yah benar saja akhirnya, ketika keputusan diambil secara buru buru dan atau tidak observasi dulu. Maka berakhir dengan banyak pihak yang tidak setuju dengan “keputusan” ku tersebut. Akhirnya arah yang sengaja aku belok kan tadi, aku kembalikan ke arah awal. Itu artinya, untuk persiapan kompetisi di arah awal harus melengkapi data diri di instansi ini. Akhirnyaaaaaaaaaa...... kesana juga hhuuuuuuhhh


Biasanya kan kalau berurusan dengan instansi pemerintahan akan berakhir dengan antri dan laamaaa. Tapi Alhamdulillah, antriannya sebentar. Bagus lah jadi aku tidak lama lama di tempat ini.
Setibanya dari urus mengurus data diri di instansi tersebut, dua masalah muncul. Masalah pertama yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan yaitu aku dikejutkan dengan kabar bahwa tidak perlu harus melengkapi data diri tersebut. What The .... sabarrrrr ga pa pa mungkin lebih baik seperti ini. Masalah kedua, laptop minta di instal disaat genting seperti ini. Owh Tuhan... gara gara di sleep trus kali ya berhari hari ditinggal “sleep” trus... jadi ngadat bin mogok deh. Okeh ga pa pa mungkin lebih baik seperti itu.


Okeh.... semua urusan selesai tinggal menunggu kabar kapan perhelatan kompetisi tersebut diselenggarakan tepatnya. Waktu senggang ku isi dengan .... mmmhhh (emot mikir) owh iya SIM. Urusan SIM widdiwwwww, urusan SIM belum selesai eehh salah maksudnya belum mulai. Mana deadline hampir deket banget lagi... aduh si Abang mah santai sampai segitunya... lupa waktu. Bijimane donk Baaaaaang?


Saking sebelnya nih, dengan tekad bulat bodo amat kaga perlu diantar gara gara ribet amat. Yakin bisa, bisa sendiri. Berangkat lah aku ke kabupaten sebelah untuk mengurus SIM. Maklum, domisili dan alamat di ID CARD berbezzzaaaa. Cussssss. Dilema sebenarnya, karena mengurus SIM di hari Sabtu. Takutnya instansinya ga bakalan buka dihari libur. Mau ngurus ke kabupaten sebelah atau nyari nyari disini saja.... berkat ketekunan dan keyakinan serta kemantapan hati. tanya sana sini (berkaca dari pengalaman sebelumnya. Jangan ambil keputusan sendiri. Harus tanya kanan kiri. Malu bertanya sesat dijalan. Biarin ga nyambung yey nek) akhirnya dapat info kalau sabtu buka si instansi yang dimaksud. Bagggguuusss... cuuussss. Jadi dah akhirnya urusannya terselesaikan.


Hikmahnya yang penting yakin. Dan kesampaian kan akhirnya... bisa juga ngurus SIM sendirian.
Next problem came forward.


Dimalam ulang tahun ini seharusnya dapat kado atau persiapan buat besok yang ulang tahun. Tapi yah kita, kami, dan aku bukan penganut macam dan model sok sok an kaya begituan yey nek. Jadi yang biasa aja. Malam itu aku bisa merasakan yang orang sebut “prank”. Mantuul. Manthap betul. Mata disuruh melek. Badan harus stand by untuk semedi atawa begadang malam rabu. Mantap jiwa!!!


Baiklah pemirsah... cerita permasalahan demi masalah bulan Oktober bisa selesai dalam bulan ini juga. Next story for November Rain.


Akhir Oktober di akhiri dengan kenyataan dan fakta yang tak dinyana tanpa diduga. Cusss.. next post.






Senin, 03 Desember 2018

#thestoryattheendofSeptember2018


Niat pada bulan september adalah merealisasikan “nya” di bulan ini. Sampai hampir mendekati minggu minggu terakhir deadline. Kok aku nya malah “bulan depan aja deh”

Sampai akhirnya, biasanya seperti tahun tahun sebelumnya kita pernah merealisasikan untuk memproses. Endingnya malah susah cari waktu bareng bareng, trus terkendala kesibukan, putus asa, menyerah sebelum berperang dll. Bulan ini Eeeeehhh ntah kenapa memang Tuhan sudah mengatur untuk membantuku dalam perjalanan dan proses ini. Bulan ini ada jadwal reparasi mobil diperkirakan hampir seminggu. Dan automatically, reschedule dooonk. Yang biasanya kami buka lapak dot kom sekarang karena reparasi mobil kita istirahat sejenak kira kira seminggu.

Dan selama reparasi mobil itu, beliau free. Atau mengerjakan selain pekerjaan pokoknya. Bisa mengerjakan hobby dan bisa juga untuk aku bikin ribut dengan urusan merealisasikan proses yang akan dimulai dan diniatkan bulan ini. Dan terealisasi lah...
Awal cerita, sebelum mau reparasi mobi... beliau sudah mengutarakan niatnya tersebut. Kemudian respon ku dengan sangat cepat. “kita proses ya minggu minggu pas bertepatan dengan reparasi mobi” he said “Yes”

Lalu istilah kerennya LDR JILID II, kata si OCHA (miss your gorgeous voice) selama beberapa hari dikarenakan harus menunggu tanggal pasti sesuatu yang menjadi perhatian terpampang nyata. Tunggu menunggu pun terjadi. Kemudian tepat disiang bolong hari selasa 25092018, yang ditunggu pun hadir atau terpampang nyata. Dan meluncurlah malam itu ketempat yang pada seharusnya dituju yaitu tempatnya berdekatan dengan tempat dimana beliau stay untuk reparasi mobil

Keesokan hari nya rabu 2609108 pemeriksaan pun dimulai. Subuh pagi pagi sekali aku prepare semuanya. Sampai sarapan pun tak ketinggalan supaya menambah daya tahan energi dan asupan gizi di pagi hari untuk bertempur berjuang seharian.

Dan yah benar saja, sebelumnya aku sudah berpesan. Pesan ini ditujukan untuk beliau “hari ini kita akan menuju instansi pemerintahan, kita berjibaku dengan birokrasi dan hierarki. kemungkinan besar seperti yang sering terjadi yaitu...kita bakal mengantri, menguras waktu, bosan, urusan yang super duper rumit dan segala macam tetek bengek nya”.

Mari mulai dengan kejadian rabu pagi hari. Antri pertama diresepsionis dengan barisan bertuliskan “konsumen lama” tanpa ada istilah asuransi. Sekitar 3-5 menit, mendaftar lah kita dengan antrian pertama. Lalu berpindah tempat alias antri didepan ruangan tujuan. Detik demi detik menit berlalu menjadi jam. Semakin banyak orang mengantri, semakin banyak orang yang lalu lalang. Yang dinanti pun belum juga datang. Hanya berurusan dengan asisten tak resmi sampai menunggu yang resmi datang.

Ketika sudah pagi pagi sekali mengantri, eeeh ternyata yang dinanti malah datangnya terlambat. Maklum saja lah, ada beberapa alasan yaitu bangun kesiangan, macet, atau sibuk diperlukan ditempat lain dulu dll. Positive thinking i choose the last excuse for the best excuse.
Ternyata si Bapak baik deh, kalem ramah dan sesuai harapan. Padahal aku udah dag dig duer memikirkan dan membayangkan yang tidak tidak. Maksudnya bersiap dengan perlakuan yang tidak menyenangkan.

Lalu, perlakuan untuk beliau yang belum. Niatnya, hari ini langsung dilakukan tetapi aku ga bisa memaksakan kehendak, karena yang punya diri adalah beliau sendiri. Maka, ku serahkan semua kepada beliau. Katanya sih hari sabtu dilakukannya. Mmmhhh baiklah
Hari pertama dimulai dengan kebaikan dan kebahagiaan. Semoga selanjutnya tidak ada aral melintang hambatan yang berarti atau bisa melewati itu semua. Yakin deh Bismillah

#thestoryattheendofSeptember