Kadang ketika takdir sudah berkata lain. Terkadang ketika suratan
takdir tidak terlalu jelas kita baca. Kita pasti merasa kecewa. Ah, itu
manusiawi pemirsah.
Hari ini aku akan bercerita tentang kegagalan ku sekali lagi
dalam ajang kompetisi tahunan ini. Padahal aku sudah merasa yakin akan menang.
Tapi ternyata tidak
Aku merasa, Tuhan sedang menahan ku di posisi belakang si
pemenang. Menurut ku, Pemenang tersebut bertemu dengan dewi fortuna di depan
ku. Sedangkan aku, kekuatan Tuhan sedang menahan ku begitu kuat ketika aku
ingin berlari mendahului si pemenang. Dan posisinya hampir mendekati garis
finish. Sekuat kuatnya aku berlari, tetaplah si pemenang tersebut mendapatkan
pita finishnya.
Aku hanya ingin berbagi kekesalan. Aku ingin bercerita
mereka yang berbeda rally dengan ku. Mereka yang ... Mereka mendapatkan posisi
unggulan sebagai pemenang. Sedangkan aku.... owh ....tidaaaaaakk
Sedih, jengkel, kesal dan berbagai macam rasa kecewa
bersarang dalam hati. Mau tidak mau, lama kelamaan dalam hitungan hari aku
harus memanage perasaan tersebut agar tidak memenuhi hati pikiran dan perasaan.
Eh ternyata dan ternyata aku ga sendirian pemirsah. Aku
punya temen seperjuangan yang ortunya juga berambisi untuk anaknya bisa
memenangkan kompetisi ini. Ketika si anak kalah juga dalam kompetisi ini, emosi
lah yang memuncak ditujukan kepada si anak
Rezeki itu sudah diatur. Masih banyak waktu untuk mengejar
keinginan atau mungkin yang kau sebut cita2. Rezeki mu disini. Rezeki mu di
lain. Bersabar. Mungkin bukan sekarang. Dan mungkin bila nanti...
Ada hikmah dibalik setiap peristiwa.
Jikalau memang benar suratan takdir terpampang aku akan
mendapatkan cita2 ku, maka Tuhan akan memudahkan setiap prosesnya. Jikalau
memang sudah takdirku mendapat hal itu, Tuhan akan selalu mendengar dan melihat
setiap usaha yang aku lakukan.
The show must go on. The life must go on
Cerita dipenghujung tahun 2018. Tahun baru pasti berbeda
juga ceritanya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar