Minggu, 02 Juni 2019

Kayak dejavu. OKTOBER



Perasaan ini hampir sama kayak beberapa tahun yang lalu. Ada bahagia, ada bingung, ada takut, ada ... apa lagi ya.

Pada waktu itu aku bahagia akhirnya dengan “ini” aku dan kita, kami bisa gathering. Tapi aku takut. Ini adalah masalah besar.

Kejadiannya dan atau fakta sebenarnya berbeda jauh dengan beberapa tahun yang lalu. Kenyataannya sangat amat bertolak belakang dari apa yang aku fikirkan. Selama ini, yang salah aku. Yang bermasalah adalah aku. Bukan dia, tapi aku. Tetapi, dia bukan aku.

Ada sedikit kebahagiaan, aku tidak menyangkal perasaan ini. Bahagia bukan aku yang salah. Bukan aku yang bermasalah sehingga mempermasalahkan hal ini. Bahagia karena aku wanita. Sebenar-benarnya wanita. Dan aku berjalan pada poros kehidupan seorang wanita.

Aku takut. Aku sedih. Akan sangat repot bahkan masalahnya akan tambah rumit. Mungkin it’s getting worst. Prosesnya akan tersendat. Prosesnya akan banyak memakan waktu. Ribet dengan perizinan dan sebagainya kalau harus melibatkan seseorang selain aku.

Parahnya lagi aku tahu hal ini ketika di penghujung bulan Oktober. Dimana aku berdo’a di hariulang tahun ku ada yang memberiku kado istimewa. Ternyata kadonya memang sangat “istimewa” dari Tuhan. Kado terbaik dari Tuhan yang mana aku sebagai manusia berbeda perspektif. Aku dapat fakta yang mengejutkan bahwa ...

Harus perlu modal banyak. Harus perlu modal kekuatan yang sangat. Modal, modal, dan modal.
Bagaimana reaksi mereka? Harus atur strategi. Mungkin dengan memutar balikkan fakta, apakah mereka masih tetap mau berjalan beriringan dengan ku? Sudah ada bibit bibit perpecahan dimulut salah satu dari mereka hanya karena entah lah, mungkin mereka sedari dulu tidak suka dengan ku, makanya terbawa emosi sampai sekarang.

Lantas bagaimana dengan reaksi beliau? Beliau hanya bilang, “kita putar haluan. Jangan percaya hanya dengan satu sugesti. Tapi sebelumnya, aku mendapatkan Energi yang harus rutin dikelola. Yah aku tau itu”

Ternyata dalam sebulan pun “energi” tersebut tidak rutin dilaksanakan. Padahal sudah aku beri asupan, sokongan, suply, dan apalah itu namanya agar lancar dan mudah prosesnya. Hal ini adalah bentuk tanggung jawab, komitmen serta perjanjian yang aku, kami telah lakukan sedari awal.

Dari November ke Desember, aku perhatikan dengan seksama. Aku rasa beliau tidak terlalu mementingkan hal ini. Terbukti dengan “energi” yang tidak dikelola dengan maksimal. Bahkan tidak sama sekali.

Ada 2 orang dari tim mereka salah satunya adalah beliau sendiri, they wanna something purely. beliau bilang “kita coba beberapa moment sampai energi tersebut unreachable”

Sekarang yang aku lakukan hanya diam. Tidak ada respon apa pun. Jikalau aku merespon, pasti aku yang disalahkan. Karena aku tau kamu ... sangat amat mengetahui hal itu. Aku ikut alur mu. Seperti janji keramat yang telah engkau torehkan hanya membuat luka tanpa kau ukir menjadi lukisan. Tanpa kau realisasikan. Sampai pada hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar