Sudut pandang orang
ketiga
Cinta
yang sesungguhnya bukan tentang siapa yang datang paling awal, tapi siapa yang
bertahan sampai akhir.
aku bukan orang yang
datang di awal kisah percintaan mu. Tapi aku mencoba bertahan sampai di titik
ini ditengah sakit yang kau ukir sendiri. Ditengah sakit yang orang orang
diluar sana torehkan.
Cinta
yang sebenarnya itu bukan soal cinta pertama yang tidak pernah terlupakan, tapi
soal cinta terakhir yang tidak akan pernah kunjung padam
Cinta pertama tidak
pernah bisa untuk dilupakan. Begitu juga cinta-cinta yang lain. Ada kenangan
manis yang sayang untuk dibuang lalu kau simpan untuk dikenang. Setelah kau
bercinta dengan ku, sungguh tak cukupkah kita saling memberikan cinta? Kau coba
untuk bercinta dengan yang lain selain aku? Dan kau bilang dengan lantang, “aku
tidak akan pernah melupakan kisah cinta ku padanya” sungguh pilu dan kelu.
Setelah itu, lantas apa yang ku lakukan...? aku tetap mengobarkan cinta ketika
kau bermain api ditengah badai. Cintaku selalu berkobar dan tidak akan padam
begitu saja. sampai titik darah penghabisan.
Bukan
seseorang yang datang paling awal namun berpisah ditengah jalan
Dia orang pertama yang
datang di awal kisah percintaan mu. Kalian bercinta dan dimabuk asmara. Mungkin
cinta perlu sebuah kedewasaan, dan benar saja. pada kasus kalian, kalian
terlalu muda untuk merasakan cinta dan bercinta. segala sesuatu yang dipaksakan
memang tidak baik akhirnya. Kecuali, terpaksa lalu ikhlas. Itu beda lagi
ceritanya. Ada unsur keterpaksaan, egoisme, emosi yang labil... sepertinya
begitu yang ku analisa pada kasus kalian. Hingga pada akhirnya kalian berpisah
begitu saja ketika kalian baru saja mencecap manisnya yang disebut cinta.
Bukan
pula tentang seseorang yang datang atas nama cinta dan membuatmu bahagia, lalu
pergi
Kau lah seseorang itu
yang datang mengajukan diri membawa nafsu yang terselubung atas nama cinta.
Lalu kau merasa bahagia dan membuat orang lain yang kau tebar cinta merasa
bahagia. Bahagia sesaat. Kau bahagia diatas penderitaan ku. Aku yang menunggu
tapi kau dengan nya saling bertemu. Dan mungkin pada suatu ketika kau (entahlah
sadar atau tidak) merasa jalan yang kau pilih salah. Lalu kau berusaha pergi.
Tapi tunggu, seseorang yang kau tebar cinta mu itu malah lebih dulu pergi. Yah,
pergi dengan cinta yang lain.
Cinta
sesungguhnya itu, tentang siapa yang datang lalu bertahan hingga akhir, hingga
bersama orang yang dicintainya. Meskipun ia bukanlah seseorang yang datang
paling awal, akan tetapi ia yang akhirnya mampu bertahan membuktikan cintanya
dan menjadi miliknya.
Ketika kalian berpisah,
kau terpuruk. Mungkin hanya dalam beberapa waktu saja. setelah keterpurukan
itu, kau kembali bermain cinta dengan cinta-cinta yang lain. Aaahhh indahnya
bercinta dimasa muda. Cinta yang datang pada mu dan cinta yang kau tebar pun
saling hilir mudik. Hingga akhirnya, aku datang bukan diawal waktu tapi
dipertengahan hidup mu. Hingga kini aku bertahan ditengah badai berdiri tegar
untuk orang yang ku cintai. Aku mampu bertahan bahkan menerjang badai tanpa
mengumbar cinta lewat kata. Tapi membuktikan lewat laga untuk kamu menjadi
milik ku. Milik ku yang utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar