Minggu, 30 Desember 2018

The failing annual competition


Kadang ketika takdir sudah berkata lain. Terkadang ketika suratan takdir tidak terlalu jelas kita baca. Kita pasti merasa kecewa. Ah, itu manusiawi pemirsah.

Hari ini aku akan bercerita tentang kegagalan ku sekali lagi dalam ajang kompetisi tahunan ini. Padahal aku sudah merasa yakin akan menang. Tapi ternyata tidak

Aku merasa, Tuhan sedang menahan ku di posisi belakang si pemenang. Menurut ku, Pemenang tersebut bertemu dengan dewi fortuna di depan ku. Sedangkan aku, kekuatan Tuhan sedang menahan ku begitu kuat ketika aku ingin berlari mendahului si pemenang. Dan posisinya hampir mendekati garis finish. Sekuat kuatnya aku berlari, tetaplah si pemenang tersebut mendapatkan pita finishnya.

Aku hanya ingin berbagi kekesalan. Aku ingin bercerita mereka yang berbeda rally dengan ku. Mereka yang ... Mereka mendapatkan posisi unggulan sebagai pemenang. Sedangkan aku.... owh ....tidaaaaaakk

Sedih, jengkel, kesal dan berbagai macam rasa kecewa bersarang dalam hati. Mau tidak mau, lama kelamaan dalam hitungan hari aku harus memanage perasaan tersebut agar tidak memenuhi hati pikiran dan perasaan.

Eh ternyata dan ternyata aku ga sendirian pemirsah. Aku punya temen seperjuangan yang ortunya juga berambisi untuk anaknya bisa memenangkan kompetisi ini. Ketika si anak kalah juga dalam kompetisi ini, emosi lah yang memuncak ditujukan kepada si anak

Rezeki itu sudah diatur. Masih banyak waktu untuk mengejar keinginan atau mungkin yang kau sebut cita2. Rezeki mu disini. Rezeki mu di lain. Bersabar. Mungkin bukan sekarang. Dan mungkin bila nanti...

Ada hikmah dibalik setiap peristiwa.


Jikalau memang benar suratan takdir terpampang aku akan mendapatkan cita2 ku, maka Tuhan akan memudahkan setiap prosesnya. Jikalau memang sudah takdirku mendapat hal itu, Tuhan akan selalu mendengar dan melihat setiap usaha yang aku lakukan.

The show must go on. The life must go on

Cerita dipenghujung tahun 2018. Tahun baru pasti berbeda juga ceritanya


Sabtu, 22 Desember 2018

PRANK! DRIVER LICENCE! ANNUAL COMPETITION!


Welcome my month of birthday. This is gonna be the happiest month ever. It will... and ... the story begins ...

Di bulan oktober ini ada 2 kasus yang terjadi didalamnya. Mungkin 3 kasus.
Di bulan Oktober ini, sebenernya aku ulang tahun nih pemirsah. Jikalau pemirsah bertanya kapan tepatnya aku berulang tahun.... maka akan ku jawab dengan... I was born when people called the day by halloween day. Yup... that is 31th Oktober. Hari terakhir di penanggalan bulan Oktober.


Bulan ini dimulai dengan gonjang ganjing kompetisi tahunan (bukan tahunan juga sih sebenarnya tapi yah bingung mau bilang apa). Kompetisi ini adalah yang ke tiga kalinya ku ikuti. Terakhir, tahun lalu di bulan oktober juga diadakannya. Sekarang bulan oktober baru pembukaan, baru persiapan.
Awal bulan ini aku mengingatkan beliau untuk memperpanjang SIM. Dan dijawab dengan, “masih lama. Nanti saja kalau sudah dekat hari H nya”. Sebenarnya  berbulan bulan sebelum bulan ini, “alarm” ku tak kan letih untuk berbunyi berkali kali ditelinga beliau. Tapi beliau menanggapi dengan santai. Okeh.... nurut deh... mungkin lebih baik seperti itu walaupun sedikit jengkel dan gondok dihati.


Setelah permasalahan SIM, ku alihkan fokus ke persiapan data diri untuk mengikuti kompetisi yang seperti sudah ku bilang di atas. Ada satu tahap, yang agak susah susah gampang. Yaitu melengkapi data diri. Data diri ini harus diurus ke sebuah instansi yang mana instansi ini menjadikan ku flashback akan banyak hal.. banyak sekali. Jadi yaahh agak setengah hati sih mengurusnya.


Saking ngga maunya berurusan dengan instansi tersebut, aku pindah haluan dalam kompetisi tersebut. Aku berbelok arah agar sekira, aku tidak harus melengkapi data diri tersebut dalam persiapan untuk ikut kompetisi ini. Aku mengambil keputusan ini sebenarnya atas dasar feeling sendiri atau satu pihak saja. Tanpa tedeng aling aling. Tanya sana tanya sini.


Dan yah benar saja akhirnya, ketika keputusan diambil secara buru buru dan atau tidak observasi dulu. Maka berakhir dengan banyak pihak yang tidak setuju dengan “keputusan” ku tersebut. Akhirnya arah yang sengaja aku belok kan tadi, aku kembalikan ke arah awal. Itu artinya, untuk persiapan kompetisi di arah awal harus melengkapi data diri di instansi ini. Akhirnyaaaaaaaaaa...... kesana juga hhuuuuuuhhh


Biasanya kan kalau berurusan dengan instansi pemerintahan akan berakhir dengan antri dan laamaaa. Tapi Alhamdulillah, antriannya sebentar. Bagus lah jadi aku tidak lama lama di tempat ini.
Setibanya dari urus mengurus data diri di instansi tersebut, dua masalah muncul. Masalah pertama yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan yaitu aku dikejutkan dengan kabar bahwa tidak perlu harus melengkapi data diri tersebut. What The .... sabarrrrr ga pa pa mungkin lebih baik seperti ini. Masalah kedua, laptop minta di instal disaat genting seperti ini. Owh Tuhan... gara gara di sleep trus kali ya berhari hari ditinggal “sleep” trus... jadi ngadat bin mogok deh. Okeh ga pa pa mungkin lebih baik seperti itu.


Okeh.... semua urusan selesai tinggal menunggu kabar kapan perhelatan kompetisi tersebut diselenggarakan tepatnya. Waktu senggang ku isi dengan .... mmmhhh (emot mikir) owh iya SIM. Urusan SIM widdiwwwww, urusan SIM belum selesai eehh salah maksudnya belum mulai. Mana deadline hampir deket banget lagi... aduh si Abang mah santai sampai segitunya... lupa waktu. Bijimane donk Baaaaaang?


Saking sebelnya nih, dengan tekad bulat bodo amat kaga perlu diantar gara gara ribet amat. Yakin bisa, bisa sendiri. Berangkat lah aku ke kabupaten sebelah untuk mengurus SIM. Maklum, domisili dan alamat di ID CARD berbezzzaaaa. Cussssss. Dilema sebenarnya, karena mengurus SIM di hari Sabtu. Takutnya instansinya ga bakalan buka dihari libur. Mau ngurus ke kabupaten sebelah atau nyari nyari disini saja.... berkat ketekunan dan keyakinan serta kemantapan hati. tanya sana sini (berkaca dari pengalaman sebelumnya. Jangan ambil keputusan sendiri. Harus tanya kanan kiri. Malu bertanya sesat dijalan. Biarin ga nyambung yey nek) akhirnya dapat info kalau sabtu buka si instansi yang dimaksud. Bagggguuusss... cuuussss. Jadi dah akhirnya urusannya terselesaikan.


Hikmahnya yang penting yakin. Dan kesampaian kan akhirnya... bisa juga ngurus SIM sendirian.
Next problem came forward.


Dimalam ulang tahun ini seharusnya dapat kado atau persiapan buat besok yang ulang tahun. Tapi yah kita, kami, dan aku bukan penganut macam dan model sok sok an kaya begituan yey nek. Jadi yang biasa aja. Malam itu aku bisa merasakan yang orang sebut “prank”. Mantuul. Manthap betul. Mata disuruh melek. Badan harus stand by untuk semedi atawa begadang malam rabu. Mantap jiwa!!!


Baiklah pemirsah... cerita permasalahan demi masalah bulan Oktober bisa selesai dalam bulan ini juga. Next story for November Rain.


Akhir Oktober di akhiri dengan kenyataan dan fakta yang tak dinyana tanpa diduga. Cusss.. next post.






Senin, 03 Desember 2018

#thestoryattheendofSeptember2018


Niat pada bulan september adalah merealisasikan “nya” di bulan ini. Sampai hampir mendekati minggu minggu terakhir deadline. Kok aku nya malah “bulan depan aja deh”

Sampai akhirnya, biasanya seperti tahun tahun sebelumnya kita pernah merealisasikan untuk memproses. Endingnya malah susah cari waktu bareng bareng, trus terkendala kesibukan, putus asa, menyerah sebelum berperang dll. Bulan ini Eeeeehhh ntah kenapa memang Tuhan sudah mengatur untuk membantuku dalam perjalanan dan proses ini. Bulan ini ada jadwal reparasi mobil diperkirakan hampir seminggu. Dan automatically, reschedule dooonk. Yang biasanya kami buka lapak dot kom sekarang karena reparasi mobil kita istirahat sejenak kira kira seminggu.

Dan selama reparasi mobil itu, beliau free. Atau mengerjakan selain pekerjaan pokoknya. Bisa mengerjakan hobby dan bisa juga untuk aku bikin ribut dengan urusan merealisasikan proses yang akan dimulai dan diniatkan bulan ini. Dan terealisasi lah...
Awal cerita, sebelum mau reparasi mobi... beliau sudah mengutarakan niatnya tersebut. Kemudian respon ku dengan sangat cepat. “kita proses ya minggu minggu pas bertepatan dengan reparasi mobi” he said “Yes”

Lalu istilah kerennya LDR JILID II, kata si OCHA (miss your gorgeous voice) selama beberapa hari dikarenakan harus menunggu tanggal pasti sesuatu yang menjadi perhatian terpampang nyata. Tunggu menunggu pun terjadi. Kemudian tepat disiang bolong hari selasa 25092018, yang ditunggu pun hadir atau terpampang nyata. Dan meluncurlah malam itu ketempat yang pada seharusnya dituju yaitu tempatnya berdekatan dengan tempat dimana beliau stay untuk reparasi mobil

Keesokan hari nya rabu 2609108 pemeriksaan pun dimulai. Subuh pagi pagi sekali aku prepare semuanya. Sampai sarapan pun tak ketinggalan supaya menambah daya tahan energi dan asupan gizi di pagi hari untuk bertempur berjuang seharian.

Dan yah benar saja, sebelumnya aku sudah berpesan. Pesan ini ditujukan untuk beliau “hari ini kita akan menuju instansi pemerintahan, kita berjibaku dengan birokrasi dan hierarki. kemungkinan besar seperti yang sering terjadi yaitu...kita bakal mengantri, menguras waktu, bosan, urusan yang super duper rumit dan segala macam tetek bengek nya”.

Mari mulai dengan kejadian rabu pagi hari. Antri pertama diresepsionis dengan barisan bertuliskan “konsumen lama” tanpa ada istilah asuransi. Sekitar 3-5 menit, mendaftar lah kita dengan antrian pertama. Lalu berpindah tempat alias antri didepan ruangan tujuan. Detik demi detik menit berlalu menjadi jam. Semakin banyak orang mengantri, semakin banyak orang yang lalu lalang. Yang dinanti pun belum juga datang. Hanya berurusan dengan asisten tak resmi sampai menunggu yang resmi datang.

Ketika sudah pagi pagi sekali mengantri, eeeh ternyata yang dinanti malah datangnya terlambat. Maklum saja lah, ada beberapa alasan yaitu bangun kesiangan, macet, atau sibuk diperlukan ditempat lain dulu dll. Positive thinking i choose the last excuse for the best excuse.
Ternyata si Bapak baik deh, kalem ramah dan sesuai harapan. Padahal aku udah dag dig duer memikirkan dan membayangkan yang tidak tidak. Maksudnya bersiap dengan perlakuan yang tidak menyenangkan.

Lalu, perlakuan untuk beliau yang belum. Niatnya, hari ini langsung dilakukan tetapi aku ga bisa memaksakan kehendak, karena yang punya diri adalah beliau sendiri. Maka, ku serahkan semua kepada beliau. Katanya sih hari sabtu dilakukannya. Mmmhhh baiklah
Hari pertama dimulai dengan kebaikan dan kebahagiaan. Semoga selanjutnya tidak ada aral melintang hambatan yang berarti atau bisa melewati itu semua. Yakin deh Bismillah

#thestoryattheendofSeptember



Senin, 17 September 2018

KALIAN PENGUKIR SEJARAH TERHEBAT. AKU MENGENALMU LEWAT SEJARAH

Selamat (tengah) malam readers. Hanya ingin posting sekarang. Kalau di tunda lagi, mood untuk menulis bisa saja musnah dan menguap seketika. So, let’s get started.

Postingannya tentang sejarah, dan pemeran penting dalam sejarah yaitu pahlawan. Ketika aku akhirnya sangat dalam meresapi perjuangan pahlwan dari belajar sejarah. Dan kita belajar sejarah dimulai dari bangku sekolah yang diduduki oleh ana-anak yang berstatus siswa.

Setiap siswa pasti punya kesan pada masing masing mata pelajaran. Ada yang punya favorit masing masing. Ada juga yang hate sama mata pelajaran.Termasuk aku (in that time) juga punya mata pelajaran yang hate dan favorit. “kalau suka, jangan terlalu suka. Kalau benci, jangan terlalu benci” sewajarnya saja. Seperti aku yang sangan amat menyukai salah satu subjek pelajaran (i cannt tell you guys). Sedangkan disatu sisi aku sangat membenci pelajaran paling banyak punya haters yaitu matematika. Lalu ada juga yang identik dengan pelajaran bikin ngantuk, yup... sejarah. (tinggal gurunya aja lagi atur strategi sekira bikin murid ga ngantuk)

Bahkan anak zaman sekarang mengaitkan sejarah dengan “masa lalu”. Entahlah yang mereka maksud ini adalah mantan, begitu kah?. Anak zaman sekarang banyak yang bilang “jangan mengingat ingat masa lalu”. Pada suatu ketika, aku iseng dapat pertanyaan dan pernyataan tentang “masa lalu” yang dikait kaitkan dengan pelajaran sejarah. Aku nyeletuk, “masa lalu bukan untuk dibuang. Tapi dengan masa lalu (sejarah) kita bisa memperbaiki diri untuk sebuah pembelajaran yang sangat amat berharga. Seperti kalian belajar sejarah, dipelajari untuk mengenang, mengambil hikmah, memperbaiki diri dengan apa yang sejarah torehkan di masa lalu”. So, freakin’ funny, kids zaman now.

Beralih cerita, ada statement yang berbunyi “jika kita dekat (intensity) dengan orang, secara langsung maupun tidak langsung kita akan tertular beberapa hal yang terkait dengan orang tersebut”. Dan yup, it works to me. Seperti aku yang menularkan “o’on” ku kepada sahabat ku (hey you there miss you so so bad). Seperti someone yang menularkan jiwa nasionalisnya kedapada ku. selebihnya , aku akan fokus kepada someone yang menular sifat sifat nasionalisnya yang berhubungan dengan sejarah.

Someone sangat amat menyukai pelajaran matematika. (he is so freakin good at math. On the contrary, i am really bad at math). Juga, Someone yang sangat amat menyukai pelajaran sejarah. Disaat saat kita kehabisan bahan obrolan, beliau bercerita tentang sejarah. Apa lagi ketika tanggal 17 Agustus kemarin. Goookkiiilll, 2 hari loh berturut turut tanggal 17-18, aku belajar sejarah. Belajar dari mp3, lagu lagu wajib nasional yang beliau putar untuk diperdengarkan. Belajar dari penjelasan beliau panjang lebar sepanjang perjalanan kami liburan pada hari itu dan selebar mmmmmhhhhh selebar jalan yang kami jalani mungkin perumpaan yang pas.

Sedikit banyaknya aku pun mengerti tentang sejarah indonesia karena beliau (belum lagi sejarah perwayangan yang sangat beliau kagumi dan panuti yang akan tertular ke aku sedikit demi sedikit). dan berkat independence day, pada suatu ketika aku dihadapkan dengan situasi dan kondisi dimana aku harus menjelaskan sedikit tentang sejarah indonesia. Pada saat itu, ketika membahas tentang para pahlawan dan perjuangannya hingga titik darah penghabisan kemudian apa apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perjuang. Suara ku bergetar menahan haru. Ingin rasanya tetesan air mata ini lepas landas langsung melompat dari mata. Untuk saja, karena pencitraan semua itu tidak terjadi.

Salut untuk para pahlawan. Hormat untuk mu. Salam sayang dan cinta untuk mu. Cerita kalian akan selalu aku terpatri ingatan dan hati. Aku akan dengan sangat bangga dan mengharu biru ketika ikut berperan serta dalam “mengenang” mu. A bunch of gratitude i send to you. Rest in peace Indonesian hero. Heaven is marvelous place becuase they’ve got you.

Ayo belajar sejarah.

See you on next post.

Senin, 27 Agustus 2018

Baktiku untuk mu


Postinganku kali ini adalah tentang 3 buah cerita yang aku rangkum berdasarkan pengalaman orang. Benar benar sangat amat melodrama pemirsa di awal bulan agustus ini. 08082018
...
(20.10) gue seorang anak kuliahan. Di kampus gue mengikuti salah satu organisasi extra kampus. Pada saat itu organisasi yang gue ikuti kegiatannya adalah berkunjung ke salah satu panti werdha di pinggir kota tempat gue berkuliah. Ini merupakan Pengalaman pertama kali buat gue berkunjung ketempat yang kaya beginian suer deh! Sesampainya disana kita mengadakan pendekatan, bercengkerama, menyatu dengan para penghuni panti werdha tersebut.
Selaksa anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan. Serasa balita yang baru belajar buang air sendiri. Seperti anak baru gede yang belajar menyukai lawan jenis. Semua itu Cuma perumpaan untuk kisah kasih mereka di tempat ini sesuai yang gue tangkep.
Panti werdha adalah sinonim dari panti jompo genks.. jadi lo pada tau lah para penghuni yang disana siapa ajah. Yup, jelas banget para oma opa yang menikmati masa masa tua mereka. Hari demi hari dilalui bukan dengan orang terkasih seperti anak dan cucu, melainkan orang lain yang tak mereka kenal sama sekali yaitu para suster perawat, psikolog, dan dokter. Ya, para anggota medis lah yang menjadi keluarga mereka. Para anggota medis lah tempat dimana mereka berkeluh kesah.
Disela break makan siang, gue nanya kan sama salah satu psikiater yang menemani kunjungan kami. “apa yang melatabelakangi oma opa ini kok bisa disini”. “terkadang, ada yang terlantar dijalan lupa jalan pulang lalu ada yang mengantar kesini. Dan bahkan ada juga yang si pengantar adalah keluarga mereka paling dekat. Mereka berdalih tidak bisa mengurus karena faktor kesibukan. Diantar lah kesini”. Kata kata dokter ini sering gue liat di sinetron sinetron tv. Pemeran antagonis mengirim orang tua mereka ke panti jompo. Dan ternyata apa yang gue tonton di tv malah kenyataannya ada dihadapan mata kepala gue sendiri. Wow... gue harus bilang gitu.
Setelah bercengkerama dengan oma dan opa sekalian. Tibalah waktunya kami para anggota organisasi mengadakan review sebelum balik kekampus. Setiap anggota masing-masing menyampaikan pesan kesan yang kita dapat selama berada ditempat ini. And, that was my turn. Dengan sedikit bergetar dan mata berair serta intonasi yang kurang pas gue bilang “saya bertekad akan sanggup menjaga orang tua dimasa tua mereka. Mereka akan saya kasihi seberapa pun kesanggupan saya. Jangan sampai mereka merasakan tempat yang bernama panti werdha”

...
(20.16) saya bekerja sebagai tenaga pendidik disalah satu sekolah menengah. Pada saat itu saya ditunjuk untuk menjadi panitia penerimaan siswa baru. Kemudian dua orang bapak dan anak hendak mendaftar ke sekolah ini. Si bapak nampak sudah tua. Ketika saya meminta beliau untuk mengisi formulir yang khusus para wali murid lah yang mengisinya. Beliau bilang, “saya ga bisa baca tulis. Tolong di isikan saja.” Dengan tersenyum beliau bilang seperti itu. Mmmhhh, beliau memang murah senyum... usut punya usut ternyata beliau seorang pekerja serabutan. Beliau bekerja apa saja asalkan halal dan ada hasilnya. Dan bersyukur sekali bahwa si anak ternyata lumayan pintar loh. Terbukti dengan saya mengikuti mengajar si anak mulai dari kelas 10 hingga sekarang kelas 12. Beasiswa dan bantuan pendidikan terus mengalir kepada si anak. Hingga pada suatu hari, tepat pada hari ini bapak kepala sekolah memposting


"buruh serabutan peduli pendidikan. pak syamsudin pekerjaan beliau buruh serabutan. beliau sehari-harinya keliling mencari kerja dengan membawa peralatan cangkul dan arit. Beliau akan mendapatkan pekerjaan manakala ada orang yang menyuruhnya misalnya membersihkan halaman atau pekarangan rumah bahkan sekolah.


Anak beliau sekolah di SMAN 1 A*****A sekarang kelas XII. Sejak awal anak beliau mendapatkan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Dan mendapatkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) berupa tas, buku, dan alat tulis dari dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi kal-sel. Sekolahpun membebaskan pembayaran sumbangan.

Hari rabu, 08 agustus 2018 Pak Syamsuddin dengan pakaian kerja yang lusuh memakai sandal jepit sambil memangku tas datang ke sekolah dengan membawa sejumlah uang yang digenggam ditangan beliau.

Setelah diberitahu oleh staf tenaga administrasi sekolah saya sambut beliau dengan ramah dan saya persilahkan duduk. Saya sampaikan ucapan terimakasih beliau sudah datang ke sekolah. Lalu saya tanyakan maksud dan tujuannya datang ke sekolah.

Beliau mengatakan ingin membayar sumbangan ke sekolah untuk membantu kelancaran pendidikan ke sekolah anaknya.

Tentu saya terharu. Saya sampaikan ucapan terimakasih atas kepedulian Bapak. Lalu saya jelaskan bahwa Bapak tidak perlu bayar gunakan uang yang dibawa untuk keperluan rumah tangga. Karena anak beliau kelas XII beliau memikirkan kelanjutan sekolah putranya. Saya sarankan uang yang mau disumbangkan bisa juga untuk ditabung untuk persiapan kuliah anaknya.

A*****a, 08 agustus 2018"


Aku mau nangis, mau mewek huaaaaaaaaaaa syedih bacanya. Inget orang tua. Aku posting ini saja hampir jatuh air mata. Orang tua ku masih ada, tapi aku belum berbuat apa apa agar beliau bangga.


“setiap manusia hidup didunia ini pasti ada maksud dan tujuan Tuhan menciptakan. Tuhan, aku tau aku berguna. Tapi aku tak tau apakah aku sudah berguna bagi orang lain. Apakah aku sudah membanggakan orang tua. Apakah aku sudah meringankan beban dan dosa beliau. Aku tau aku sudah durhaka. Aku tidak bisa berbuat banyak, hanya doa yang ku sematkan”


للّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Minggu, 05 Agustus 2018

GAZEBO.... gak zelas bo...



Bulan ini aku putuskan untuk take time to rest for the first about the treatment. Agustus di skip dulu. Boleh donk sekali sekali prosedur yang sebelah sini tidak dilakukan dulu. Entah lah, lagi gak mood nih. Maaf yaaaach.

Karena eh karena... si beliau bilang “ntar dulu deh, kelarin dulu yang ada. Baru belok dan lanjut ke arah yang lain”. That’s right. Sharing is caring, of course.

Deg deg-an nya udah menghilang, karena diskip. Ntah lah nanti, bisa balik lagi nih jantungan. Malah fokus ke finansial, but let’s see.....

Dan ya... aku menyerah dengan keadaan akan perizinan tersebut. Ada maksud yang tersembunyi dibalik itu semua sebelum semuanya terkuak. Dan kemungkinan cerita ini berlanjut bulan depan. Dan belum pasti apa yang akan terjadi selanjutnya. I write this post for timer.....

Berhubung ditunda dulu cerita yang satu ini, maka aku akan beralih kecerita yang lain. Cerita yang akan aku ceritakan adalah...curhatan orang orang di media sosial. A few days ago, i saw the post yang mengena, miris, menyayangkan mmmmmhhh apa lagi yah. Sayang amat sayang jikalau anda posting di sana. Tapi apa lah daya mungkin beliau kekurangan tempat untuk menumpahkan segala keluh kesah uneg uneg yang terpendam dari lubuk hati yang terdalam.

Tapi ya sudahlah itu juga status orang, sosial media dia sendiri. Kita Cuma penikmat, pembaca, dan melihat status pribadi beliau. Andaikan saya adalah hater mungkin saya akan menulis coments yang sangat menyinggung dan tingkat kegalauannya makin tinggi. Tapi tidak, saya follower yang baik. Malah sekarang saya menulis disini tentang beliau.