Minggu, 29 Desember 2019

Prepare For Farewell Party Of 2019


 January 2019, ketika target ingin dicapai di tahun ini. Di awal pun sudah sangat susah, bahkan belum akhir aku menemui rintangan yang sungguh di luar dugaan. “carilah I**** yang tidak anda janjikan untuk S*****” di penghujung kesabaran karena ini adalah hal yang sangat prinsip. Ketika kita bicara hal “awal”, kata kata tersebut seharusnya sang lawan bicara mengerti dan peka bahwa itu adalah semacam majas litotes ataupun ironi tetapi malah hal tersebut diteruskan oleh beliau  karena merasa mendapat lampu hijau. Baiklah hey kamu B***D, teruskan lah. Kejadian ini ditandai dengan pemisahan bagian kepemilikan selama 2 – 3 minggu.

February 2019. There was something different... feeling kita ini ternyata kuat yah pemirsah. Dengan kata kata kunci untuk menandakan problematika bulan ini. Acuh. Earphone. Smartphone. Videocall and call. Duration. Meeting. Close? BIG NO. Pertanyaan pun timbul, WHY? Tapi ya sudah lah life must go on.

March 2019. Di awal bulan ini adalah jawaban dari kata tanya WHY diatas. Hingga akhirnya menjadi bulan rekonsiliasi dan bulan negosiasi selama sebulan penuh. Bongkar bongkaran kisah usang yang penuh misteri. Intinya bulan ini pertanda aku sudah dewasa. Bukan. Proses penanda menuju kedewasaan.

April 2019. Start dari bulan ini sampai sekarang. Tim investigasi berkumpul di hidup ku. Aku contact RDS. Walaupun dengan hasil yang nihil. Kenihilan ini di penghujung hari dapat aku sadari. Ini adalah hal yang lumrah. Karena jikalau aku menjadi RDS, maka aku pun akan melakukan hal yang sama. Jadi aku tidak terlalu kecewa. Terima kasih RDS, kau mengajarkan ku sesuatu yang berarti dalam hidup sebagai perempuan.

June 2019. Dari maret hingga Juni, barulah terlaksana opsi 1 dari kesepakatan tentang negosiasi bulan Maret. Lamanya puuunn aku menunggu. Penuh perjuangan. Awal awal semangat. We’ll see after the begining...

Mei, July, August, September, Oktober, November 2019. Sorry I forget the story. So, I skip! Yang pasti berjibaku dengan kesepakatan partner yang sangat tidak kooperatif. Sungguh sangat menyakitkan.

Desember 2019. Yah, tim investigasi menemukan fakta bahwa... masih ingin keep in touch. Terbukti dengan 2 minggu something different, again (Close? BIG NO). Dan ternyata benar ada kata SND. Owh iya, kali ini jangan sampai lupa untuk mengucpkan “Selamat ulang tahun yang ke 1, permasalahan beruntun dimulai”

Terimakasih 2019. Tuhan menganugerahkan tahun 2019 dengan penuh permasalahan. Ini namanya hidup. Hidup adalah permasalahan. Bertahun tahun dapat masalah yang bisa terkendali sekali menjetikkan jari ala Thanos. Di tahun ini tak bisa lagi menjentikkan jari, karena masalahnya berat. Masalah yang harus dihadapi dengan kerja tim, malah hanya dikerjakan seorang diri. Sungguh luar biasa.

Terima kasih 2019. Kehidupan di tahun 2019, ditandai dengan banyak nya pilihan. Hidup adalah pilihan. Pilihannya dari yang tersedia ada 3 sampai harus memunculkan pilihan 4. Pilihan yang penuh dengan plus minus. Pilihan 1 yang dipilih untuk dijalani, tapi ternyata tidak sepenuhnya bisa dijalani, bahkan hampir teringkari. Pilihan no 2, sakit tapi bisa bebas adalah kebahagiaan. Pilihan no 3, mmmhhh tidak yakin. Walaupun menguntungkan disatu pihak, tapi tidak meyakinkan untuk dilain pihak. pilihan no 4, subhanallah ini namanya harus recovery dalam waktu yang tidak ditentukan. Dan pilihan ini tak bisa dibayangkan, walaupun mencoba untuk membayangkan.

Target 2020. Let’s having fun on trips. Yeay....good luck for me. Wish me luck.
SulSel 20180626_070737


NOVEMBER 2019


November 2019

Biarlah saya menulis tulisan yang galau. Karena nanti saya akan menuliskan tulisan kebahagiaan.
Biarlah saya bahagia. karena nanti saya anti galau.

What do you wanna see? If you cover what you wanna see. I wanna see the sea but i cant see you on the sea

Go across as far as you go... and revert to me. We are the tighten tie.

Bukan jaga diri. Tapi jagalah hati. Mau kemana pun kamu pergi, ketika hati sudah diterangi cahaya Ilahi, kamu pasti akan kembali. Kembali dengan membawa diri dan hati. Teruntuk yang membawa hati pergi. Ilahi Robbi selalu menyertai.

Tuhan memang maha benar. Tuhan mengirimkan mu untuk mengajarkan aku pelajaran hati. “Jangan terlalu mencintai. Jika jatuh hati terlalu dalam, maka kau akan lebih sakit hati”. Iya. Kau mengajarkan ku sakit hati. Terima kasih Tuhan pelajaran hidup yang sungguh amat berharga.

Banyak yang bilang ini adalah kesalahan fatal yang tak termaafkan. Hampir semua orang bilang seperti itu. Tapi, kenapa aku masih memaafkan mu? Terlalu susah untuk beradaptasi dengan hati yang baru. Terlalu malu untuk menanggung status baru. Terlalu dungu karena aku cinta pada mu.

Tapi bukan semua itu. aku hanya memikirkan seseorang yaitu, IBU.

Ketika dunia berteriak bahwa aku dungu. Ketika nirwana berkata aku calon penghuni surga. Jadi pilih yang mana, dunia atau nirwana?

Dengan banyak hal yang terjadi membuat ku mengerti. Aku harus pasang safety road

2019-03-30-14-38-48


Selasa, 22 Oktober 2019


Quotes yang unik dari buku asik The Devil Charming by Mayrose

“they say all good boys go to heaven, but bad boys bring heaven to you” (The Devil Charming c38:p275)

I convey my gratitude to you, hey bad boy. Because you make the path to heaven. The heaven which is only for me.

“Jika kehidupan selalu berjalan sesuai dengan keinginan kita, kita tak akan mengerti apa itu arti perjuangan” (The Devil Charming c32:p232)

Hai oktober... setahun sudah berlalu. Apa kabar kamu Oktober 2018?

Hai Oktober 2018, kamu masih setia disana dengan segala cerita lengkap dengan isinya.

Hai Oktober 2019...ternyata aku masih berjuang sendiri. Lonely. No cooperation.

Hai kamu Oktober 2020, boleh kah aku nanti bertemu dengan mu?

Hai Oktober 2018...terima kasih sudah memberi ku pertanda?

Hai Oktober 2019, terima kasih kau masih mau menemui ku.

Hai Oktober 2019, ternyata aku memang harus diliputi pahala yang luar biasa

Hello Oktober 2020, apa yang terjadi nanti dengan mu, aku dan kita?

Hai Oktober 2019, ada rindu yang bersemayam di dada.

Hai Oktober 2019, ada cinta yang tak bisa dikata apa

Hai Oktober 2019, ada syukur yang berkata “akuuuurrrr”

Hai Oktober 2019, ada rasa yang berbeda

Hai Oktober .... ada benci yang terpatri

Hai Oktober, antara cinta – benci – cinta – dan begitu seterusnya

Hai Oktober, ada hati yang sakit tersayat sayat

Hai Oktober, ada bahagia yang terkira. Kira kira aku bahagia, ga ya?

Hai Oktober, ada pundak yang didapuk untuk terbebani

Hai Oktober, ada sendiri yang minta ditemani

Hai Oktober...


#12012010

Minggu, 11 Agustus 2019

7 PUISI DI SMA Buah Karya Muhammad Arifin Noor Untuk SMAN 1 ANGSANA (SMA DHARMA BHAKTI)




PUISI UNTUKMU
Kutulis puisi ini dari degup jantung yang tiba tiba memacu
Memahatkan keinginan
Tentang pengabdian
Tentang kihlasan
Untukmu

Kutulis puisi ini
Karena hanya itu yang baru bisa kupahat
Di alur perjalanan dan ukiran zaman
Sementara, jati diri belum utuh kurekat
Diantara jari jari yang mencoba menggenggam
Harapan
Untukmu

Kutulis puisi ini untukmu
Agar menggaung direlung kelas dan dinding
Menggelantung menyatu dengan langit ruangan
Melingkari tiang tiang tempat kamu bermanja
Pada selasar waktu jeda
Di istirahat mengajar

Kuingin puisi ini merayapi sepanjang hari hari
Disini, memahatkan keinginan
Tentang pengabdian yangsudah jauh dicari,dan
Harapan jangan lagi kehilangan makna

                                                                                   Angsana  Maret 2013



SUATU HARI DIHALAMAN SMA

Dihalaman ini pernah terbaca
Wajah wajah dalam semburatan cahaya warna
Silhuet yang masih samar
Menusuk mataku

Kurasakan angin menderu disini
Dan gelisah terasa bertumbangan di dadaku

Wajah wajah dalam balutan cahaya.
Jelmakan simphoni di sebagian relung dan warna
Tanah yang menguning kecoklatan merintih
Suara, tingkahnya menyulam kepekatan
Wajah itupun terasa mengapung
Liat dalam balutan debu

Tiba tiba!
Aku tergagap diterpa bising lonceng
Siang, sunyi ditengah keriuhan
Kehilangan diri

Dihalaman ini
Siang,
Menerpakan perih dimata


                                                                                                                           Angsana Juli 2013



DI ULANG TAHUN SMA

Senyap mengguruh jatuh dianganku, diulang tahunmu
Begitupun tahun tahun yang luruh

Seperti biasa, membisik aroma angin
Sampai nafas terengah engah dan sirna satu satu

Kurenungi tujuan yang belum menyatu
Lantara harapan masih dalam kereta waktu
Menggelantung dipucuk pucuk benih baru
Dan kicau burung yang masih terasa asing

Pada pahatan batu zaman ini agar kutemukan air mata
Agar tak ragu lagi mengukirnya
Diantara arus yang selalu mendera

Diulang tahun ini renungan mendapati
Gagasan yang tersisa
Diantara serpihan asa dan cinta

Senyap mengguruh itupun semakin jauh
Begitupun tahun yang terus luruh
Kuhantar harapan panjang ini setapak lagi


                                                Angsana, Juli 2013




SEORANG GURU DENGAN MURIDNYA

Di selasar sambung bangunan gedung
 kelulusan tahun ini
Seorang guru menasehati muridnya
Sambil menyeka keringat didahinya
Yang selalu menuai peradaban dengan ukiran

“ Anakku, masih jauh jalan didepanmu “ katanya
“ Zaman kita tak pernah sama  warna
Pernik dan ukiran,
Saringlah dengan pikiran “

Murid itu begitu erat memegang dan mencium
 jemari gurunya yang dibasahi
Air matanya
Jauh matanya menerawang , menemukan
Berjuta impian di masa depan

“ Anakku, jelajahilah peradaban zaman dengan pengetahuan
Agar engkau bisa mengukir didalamnya”

  jangan engkau tidurkan kata ini dalam mimpimu,
Tapi jagalah dalam langkahmu


                                                                            Angsana,  April 2014





DHUHA DI SMA

Jalan waktu ini menjemput waktu dhuha
Suara ayat ayat Mu tak terbaca dzahar disini
Menyusupi senyap sela hati
  menghimpun harapan yang selalu mengeliat
 mengurai untaian doa doa

Redup mentari pagi bersanding dengan angin
mengantarkan getir yang terserak ditepian hati
sementara asa dan cita menyelinap dipinggir
menunggu tuk menjemput
keberhasilan yang harus direbut

jalan kecil  menuju waktu dhuha
mengadukan gelisah
 luruh keangkuhan dilinangan air mata

Harapan  menggantung pada lintang yang menggelimpang
jangan biarkan ia gemetar jedinginan
meski angin menggoda, melelapkan

dhuha di SMA
cinta mendekap tak terkata



                                                     Angsana , April 2014



SETELAH DUA PULUH TAHUN LALU

Dua puluh tahun yang lalu aku berdiri disini
Di tanah ini
Dalam mimpi yang masih semu
Yang kuurai satu satu
Dalam urutan waktu berlalu tanpa jemu

Dua puluh tahun lalu disini
Keterabas belukar tanah ini
Antara tonggak dan semak berduri
Dan tatapan tatapan acuh yang tak peduli

Dua puluh tahun lalu aku bekerja disini
Diantara pertanyaan untuk apa tanah ini
Diantara bisik bisik tanya yang sunyi
“ untuk apa tanah ini ? “
“ Ini milik kita, mari kita bagi “
Aku tetap tak peduli

Hari ini.Seperti dua puluh tahun lalu aku disini
Menatap wujud dari mimpi
Usai janji dan bakti disini
Ditanah ini untukmu SMA negeri



                                                      Angsana, Desember 2012






SOSOK  GAMBAR ORANG BERDOA

Di bilik kecil itu kutatap gambar orang berdoa
Aku terpana, dan didadaku ada suara
“ biarlah gambar itu yang bicara “
Lantaran gambar bisa lebih bermakna dari kata
Dalam diamnya gambar bercerita
Menembus mata
Bersinggah dirasa
Merengkuh hati yang selama ini penuhi dunia

Selama ini apa kita berdoa ataukah meminta ?
Karena dalam doa kita selalu meminta
Apa saja dari yang kita belum punya

Bisakah kita lepas dari harap dalam berdoa ?
Jadikan ia ibadah semata
Diantara Yakin yang selalu samar dalam dada

Doa harusnya wujud  tawaddu seorang hamba
Harap dan meminta karena kita ini papa

 kita ibarat sebutir debu diluasnya angkasa
Berebut munajat diantara doa doa para aulia


                                                   Angsana, Ramadhan 1435 H


#20110716








Sabtu, 13 Juli 2019

Jeelan, Hafa dan Hadiyya

Cerita ini based on true story yang di dramatisir. Bagian bagian yang didramatisir adalah untuk menyamarkan identitas, waktu, tempat dan segala sesuatu yang menurut narasumber tidak ingin dipublikasikan.

Menanjak, mendaki, terjal

Al-kisah ada suatu tempat yang dinamakan tanjakan. Untuk mencapai Top maka harus melewati beberapa tanjakan yang bisa dianggap terjal atau curam. Bisa juga dianggap gampang dan mudah untuk dilewati. Segala anggapan itu tergantung dari orangnya dan cara melewatinya.

Tanjakan ini hanya bisa dilalui oleh dua orang, lebih tepatnya sepasang laki-laki dan perempuan. Tanjakan ini tidak bisa dilalui oleh perempuan-perempuan maupun sebaliknya. Hanya pasangan yang “terpilih” lah yang akan bisa melewati tanjakan ini hingga ke Top posisi.

HAFA

Sekolahan ku mengadakan acara camping di Tanjakan Pertama dan ke-Dua. Dalam acara ini Pendamping kami sudah memilihkan pasangan untuk setiap murid agar bisa melewati setiap tanjakan.
Namun sayang, aku menyalahi aturan main yang sudah ditetapkan oleh pendamping. Aku memilih sendiri pasangan untuk menanjak. Banyak yang kecewa. Banyak yang tidak mendukung aku dan Jordani. Tapi aku tidak menggubrisnya.

Aku memilih Jordani menjadi teman menanjak. Karena “Hanya pasangan yang terpilih lah yang akan bisa melewati tanjakan ini” maka setelah selesai di tanjakan pertama, ketika di pertengahan tanjakan kedua aku harus melepas dia. Karena sedari awal aku salah, walaupun aku ragu harus melepas dia atau tetap melanjutkan tanjakan ini dengan semua memboyong kesalahan ini sampai ke Top posisi. Hingga akhirnya aku tersadarkan, aku melepas dia dan terlepas lah.

Maafkan aku Jordani, aku melepas mu karena pendamping menginstruksikan bahwa kita bukan pasangan terpilih sampai ke Top Posisi. Sekencang apa pun aku menggenggam tangan mu, tetap kita adalah pasangan yang salah karena tak terpilih. Semoga kau bertemu dengan pasangan terpilih mu.

JEELAN

Semua orang bilang “indahnya bercinta dimasa muda”. Yah, aku pun merasakannya masa masa itu. Indahnya tak seindah cinta yang sejati. Masa itu ku lalui dengan mabuk asmara. Mabuk asmara hingga tak mengenal waktu hanya untuk berdua dengan Rania. Aku memilihnya untuk menjadi pasanganku.

Aku tau hidup kita ini harus melalui Tanjakan sampai ke Top Posisi. Aku mulai berlatih. Berlatih untuk menaklukan medan berat di Tanjakan yang sebenarnya. Aku rasa aku akan bisa menaklukan Tanjakan demi Tanjakan hingga sampai di Top Posisi bersama pasanganku ini. aku rasa aku terlahir untuk Menanjak. Dan aku sangat berambisi menanjak sampai Top Posisi.

Pada waktunya, aku harus melalui Tanjakan Pertama. Di Tanjakan ini aku memboyong serta pasanganku, Rania. Selama perjalanan di Tanjakan Pertama, masalah demi masalah muncul. Jiwa muda yang sangat labil dan genggaman tangan kami yang tidak begitu erat karena terjalnya medan.

Seharusnya beratnya medan menjadi acuan kami untuk mampu menaklukan Top Posisi. Tapi tidak untuk kami. Kami, aku melakukan kesalahan begitu juga dengan Rania. Tak ada niatan untuk aku mempertahankan eratnya genggaman tangan ini untuk melalui Tanjakan Kedua. Rania mulai kelelahan karena kesalahan yang dia buat, dan dia yang melonggarkan genggaman tangan kami. Gayung pun bersambut, Karena kesalahan yang ku juga telah perbuat terhadap Rania, aku pun melonggarkan genggaman tangan kita. Melonggar dan terlepas. Itu lah yang terjadi terhadap kita.

Terpaksa aku harus berhenti di Tanjakan Kedua karena aku tidak punya pasangan untuk menanjak. Maafkan aku Rania. Aku salah. Kau pun salah. Kita sama sama melakukan kesalahan. Hingga kita bukan pasangan terpilih untuk mencapai Top Posisi.

AUTHOR

Hafa dan Jeelan sama sama harus melepaskan dan terlepas oleh pasangan masing masing. Mereka dengan pasangan masing-masing bukanlah pasangan terpilih untuk mencapai Top Posisi. Di Tanjakan Kedua ini lah mereka bertemu. Author berharap mereka adalah pasangan terpilih hingga Top Posisi.

Hutan itu saksi bisu pertemuan mereka pertama kali. Tegur sapa pun dimulai. Dimulai dari Hafa mengajak berbicara Jeelan. Hingga pada akhirnya, yang mengulurkan tangan pertama kali untuk mengikrarkan menjadi teman menanjak adalah Jeelan. Seyogyanya, laki-laki yang harus mengulurkan tangan untuk meminta menjadi teman menanjak. Berpegang yang erat wahai Hafa dan Jeelan

Di Tanjakan Kedua ini lah mereka menjadi pasangan. Mereka lalui jalan yang berliku di tanjakan ini. Rintangan dan halangan, berat dan terjalnya medan kali ini. Mereka masih saling menggenggam. Kini mereka sudah di posisi Tanjakan Ketiga. Masalah besar pun menghadang di depan netra.

HAFA

“Kanda, dinda rasa letih. Rehatlah sejenak. Temani dinda untuk rehat. Dinda memang tidak terlatih untuk menaklukan medan dengan menanjak seperti ini. Dinda tidak seperti kanda yang sangat bersemangat dalam menanjak. Jangan paksa dinda untuk menaklukan Top Posisi dalam waktu singkat. Tapi jikalau kanda rasa dinda bukan teman menanjak yang sehati dengan kanda, carilah teman menanjak kanda yang sama bersemangatnya dengan kanda”. Dengan sangat kelelahannya aku berbicara dan memelas seperti itu terhadap Jeelan.

Aku tau dari raut wajahnya memang terlihat dia tidak terlalu suka dengan kepribadian ku yang terlalu lemah. Medan seperti ini tidak diperuntukan bagi seseorang yang terlalu gemulai menanjak. Mungkin itu yang dia pikirkan. Maafkan aku berbicara seperti itu karena memang aku tidak sanggup dengan kepribadiannya yang sangat bersemangat dengan tanjakan.

JEELAN

Ternyata dia terlalu mudah lelah. Aaahh baru saja satu tanjakan. Bagaimana nanti tanjakan tanjakan berikutnya.

Kanda, dinda rasa letih. Rehatlah sejenak. Temani dinda untuk rehat. Dinda memang tidak terlatih untuk menaklukan medan dengan menanjak seperti ini. Dinda tidak seperti kanda yang sangat bersemangat dalam menanjak. Jangan paksa dinda untuk menaklukan Top Posisi dalam waktu singkat”. Benar saja dia mudah lelah. Aaakkhhhh

“Tapi jikalau kanda rasa dinda bukan teman menanjak yang sehati denga kanda, carilah teman menanjak kanda yang sama bersemangatnya dengan kanda” dia mengizinkan ku untuk mencari teman menanjak yang sama bersemangatnya dengan ku. Baiklah akan ku cari. Akan ku lepaskan kamu Hafa. Maaf. Mungkin perbedaan kepribadian yang harus membuat genggaman tangan kita terlepas. Tapi aku rasa ada sesuatu didalam hatiku yang meragu...

AUTHOR

Masalah pun menghampiri pasangan Hafa dan Jeelan. Mungkin ini adalah masalah terbesar untuk mereka.

Keduanya memang salah. Keduanya pun memang benar. Hafa kelelahan. Hafa mempunyai fisik yang lemah. Tapi kenapa harus diucapkan kata-kata menawarkan untuk mencari teman menanjak yang lain. Jeelan pun begitu, kenapa harus langsung tergoda dengan tawaran itu tanpa memikirkan sejenak resiko yang terjadi.

Ditengah-tengah permasalahan tersebut, terkisahlah Hadiyya. Gadis manis, muda dan belia. Bersemengat menanjak pula. Kepribadian yang hampir sama dengan Jeelan. Dia terhenti di Tanjakan Ketiga karena pasangan tak ada.

Karena kepribadian yang hampir sama ini lah yang membuat Jeelan getol untuk mendapatkan genggaman tangan Hadiyya agar bisa menanjak bersama. Hadiyya yang tadinya ragu karena melihat dibalik raga sang Jeelan masih ada Hafa yang rasa kelelahannya. Tapi Jeelan memang Jeelan, seorang yang pandai mengambil hati siapapun yang dia rasa akan dia dapatkan.

Jeelan mengulurkan tangannya untuk Hadiyya. Hadiyya yang ragu tapi tetap bergerak maju mengulur sedikit demi sedikit tangannya. Hingga jari jemari mereka bersentuhan hendak saling menggenggam. Tapi kemudian Hafa sadar, bangkit dari kelelahannya...

HAFA

‘kanda, dinda tau kita berbeda karakter, sikap dan kepribadian. Seharusnya ini yang menjadikan kita pasangan terkuat hingga Top Posisi. Kalau kanda sudah mengikrarkan diri untuk menjadi teman menanjak dinda, terimalah dinda dengan segala kelemahan dinda. kanda tau dinda lemah. kanda tau dinda tidak sekuat diri kanda. Tapi apa salahnya tetaplah disamping dinda. Temani dinda hingga dinda punya kekuatan. Kanda tau, kekuatan terbesar dinda adalah kanda. Jikalau kanda berpaling kepada yang lain, lemah dan semakin lemah lah dinda. Tapi apa lah daya dinda. Hati tidak bisa digenggam. Mungkin Hadiyya adalah teman menanjak kanda. Mungkin kalian pasangan terpilih hingga Top Posisi. Pergilah kanda. Ulurkan tangan kanda untuk Hadiyya. Biarkan dinda disini menatap dari bawah.”

“Hadiyya, sambutlah uluran tangan kanda. Kanda lah teman menanjak terbaik untuk Hadiyya. Tak usah Hadiyya cemas akan daku. Semoga kalian menjadi pasangan Terpilih. pergilah”



Dinda akan setia menunggu. Menunggu kanda mencapai Top Posisi. Mmenunggu kanda menuruni tanjakan demi tanjakan. menunggu kanda turun sampai melewati tanjakan kedua. Dinda disini termenung di tanjakan kedua. Agar kita bisa bersua. Walau hanya saling menatap bukan saling menggenggam bukan sebagai pasangan.

Cinta ini dinda sampaikan dalam untaian doa, bukan kata-kata. Rasa ini dinda simpan dalam hati, bukan dalam kenangan.

TRANSFORMATION AND EXHAUSTED


Ternyata memang sangat sulit untuk membawa mu kejalan kebenaran. Ternyata sungguh susah menuntun mu pada kebaikan. Ternyata memang aku tidak bisa merubah mu. Ternyata bukan aku yang akan merubah mu. Tidak gampang untuk itu semua.

Mungkin akan ada seseorang bahkan sesuatu yang bisa menyadarkan mu. Dan itu bukan aku. Rahasia Tuhan yang satu ini sedang aku tunggu. Kapan Tuhan menegur mu agar kau mengerti dan bertransformasi.

Sabar. Semakin tahun semakin ujian. Ujian datang darimana saja. seperti rezeki yang datang dari pintu mana saja. mungkin ujian dan rezeki berbarengan datangnya.

Pada awalnya memang harus berjibaku dengan amarah mu. Sampai kemudian dengan terpaksa kau menuruti. Bahkan dihadapan cerita baru mu, kau pamer atau sekedar ngetes. (aaakkhhh ... itu riya’ namanya)

Ingat kalimat ku ya ... cari lah yang bisa menuntun untuk kebaikan yang hakiki. Bukan kebaikan sementara ini. Aaakkkhhhh ternyata salah pilih tuntunan hidup. Sama haja sekalinya. Kalau pun jadi paling juga sementara saja kau pamer. Setelahnya kau akan kembali ke jati diri mu yang “duniawi” itu.

Maaf aku membandingkan mu dengan yang lain. Hanya sebagai sebuah pembelajaran. Briro saja kalau dilihat dari postingan sepertinya beliau sudah sadar. Kembali ke kenyataan... hanya waktu yang bisa menjawab.

Makin kesini kok kamunya kembali ke awal yah... tidak mementingkan hal tersebut.
Aku harus bagaimana Tuhan. Diam lagi? Hampir Sesenggukan lagi? Komat kamit lagi? Diam? OK, Fine!!

Merubah mu hampir sama dengan menuntut mu. Tapi ini demi kebaikan dirimu dan orang orang disekitar mu.

#May2019 #yourpromise #laila2016/2019



Minggu, 16 Juni 2019

FIRST vs LAST


Quote ini asyiq yang diambil dari sini

Sudut pandang orang ketiga

Cinta yang sesungguhnya bukan tentang siapa yang datang paling awal, tapi siapa yang bertahan sampai akhir.
aku bukan orang yang datang di awal kisah percintaan mu. Tapi aku mencoba bertahan sampai di titik ini ditengah sakit yang kau ukir sendiri. Ditengah sakit yang orang orang diluar sana torehkan.

Cinta yang sebenarnya itu bukan soal cinta pertama yang tidak pernah terlupakan, tapi soal cinta terakhir yang tidak akan pernah kunjung padam
Cinta pertama tidak pernah bisa untuk dilupakan. Begitu juga cinta-cinta yang lain. Ada kenangan manis yang sayang untuk dibuang lalu kau simpan untuk dikenang. Setelah kau bercinta dengan ku, sungguh tak cukupkah kita saling memberikan cinta? Kau coba untuk bercinta dengan yang lain selain aku? Dan kau bilang dengan lantang, “aku tidak akan pernah melupakan kisah cinta ku padanya” sungguh pilu dan kelu. Setelah itu, lantas apa yang ku lakukan...? aku tetap mengobarkan cinta ketika kau bermain api ditengah badai. Cintaku selalu berkobar dan tidak akan padam begitu saja. sampai titik darah penghabisan.

Bukan seseorang yang datang paling awal namun berpisah ditengah jalan
Dia orang pertama yang datang di awal kisah percintaan mu. Kalian bercinta dan dimabuk asmara. Mungkin cinta perlu sebuah kedewasaan, dan benar saja. pada kasus kalian, kalian terlalu muda untuk merasakan cinta dan bercinta. segala sesuatu yang dipaksakan memang tidak baik akhirnya. Kecuali, terpaksa lalu ikhlas. Itu beda lagi ceritanya. Ada unsur keterpaksaan, egoisme, emosi yang labil... sepertinya begitu yang ku analisa pada kasus kalian. Hingga pada akhirnya kalian berpisah begitu saja ketika kalian baru saja mencecap manisnya yang disebut cinta.

Bukan pula tentang seseorang yang datang atas nama cinta dan membuatmu bahagia, lalu pergi
Kau lah seseorang itu yang datang mengajukan diri membawa nafsu yang terselubung atas nama cinta. Lalu kau merasa bahagia dan membuat orang lain yang kau tebar cinta merasa bahagia. Bahagia sesaat. Kau bahagia diatas penderitaan ku. Aku yang menunggu tapi kau dengan nya saling bertemu. Dan mungkin pada suatu ketika kau (entahlah sadar atau tidak) merasa jalan yang kau pilih salah. Lalu kau berusaha pergi. Tapi tunggu, seseorang yang kau tebar cinta mu itu malah lebih dulu pergi. Yah, pergi dengan cinta yang lain.

Cinta sesungguhnya itu, tentang siapa yang datang lalu bertahan hingga akhir, hingga bersama orang yang dicintainya. Meskipun ia bukanlah seseorang yang datang paling awal, akan tetapi ia yang akhirnya mampu bertahan membuktikan cintanya dan menjadi miliknya.
Ketika kalian berpisah, kau terpuruk. Mungkin hanya dalam beberapa waktu saja. setelah keterpurukan itu, kau kembali bermain cinta dengan cinta-cinta yang lain. Aaahhh indahnya bercinta dimasa muda. Cinta yang datang pada mu dan cinta yang kau tebar pun saling hilir mudik. Hingga akhirnya, aku datang bukan diawal waktu tapi dipertengahan hidup mu. Hingga kini aku bertahan ditengah badai berdiri tegar untuk orang yang ku cintai. Aku mampu bertahan bahkan menerjang badai tanpa mengumbar cinta lewat kata. Tapi membuktikan lewat laga untuk kamu menjadi milik ku. Milik ku yang utuh.



Minggu, 02 Juni 2019

Kayak dejavu. OKTOBER



Perasaan ini hampir sama kayak beberapa tahun yang lalu. Ada bahagia, ada bingung, ada takut, ada ... apa lagi ya.

Pada waktu itu aku bahagia akhirnya dengan “ini” aku dan kita, kami bisa gathering. Tapi aku takut. Ini adalah masalah besar.

Kejadiannya dan atau fakta sebenarnya berbeda jauh dengan beberapa tahun yang lalu. Kenyataannya sangat amat bertolak belakang dari apa yang aku fikirkan. Selama ini, yang salah aku. Yang bermasalah adalah aku. Bukan dia, tapi aku. Tetapi, dia bukan aku.

Ada sedikit kebahagiaan, aku tidak menyangkal perasaan ini. Bahagia bukan aku yang salah. Bukan aku yang bermasalah sehingga mempermasalahkan hal ini. Bahagia karena aku wanita. Sebenar-benarnya wanita. Dan aku berjalan pada poros kehidupan seorang wanita.

Aku takut. Aku sedih. Akan sangat repot bahkan masalahnya akan tambah rumit. Mungkin it’s getting worst. Prosesnya akan tersendat. Prosesnya akan banyak memakan waktu. Ribet dengan perizinan dan sebagainya kalau harus melibatkan seseorang selain aku.

Parahnya lagi aku tahu hal ini ketika di penghujung bulan Oktober. Dimana aku berdo’a di hariulang tahun ku ada yang memberiku kado istimewa. Ternyata kadonya memang sangat “istimewa” dari Tuhan. Kado terbaik dari Tuhan yang mana aku sebagai manusia berbeda perspektif. Aku dapat fakta yang mengejutkan bahwa ...

Harus perlu modal banyak. Harus perlu modal kekuatan yang sangat. Modal, modal, dan modal.
Bagaimana reaksi mereka? Harus atur strategi. Mungkin dengan memutar balikkan fakta, apakah mereka masih tetap mau berjalan beriringan dengan ku? Sudah ada bibit bibit perpecahan dimulut salah satu dari mereka hanya karena entah lah, mungkin mereka sedari dulu tidak suka dengan ku, makanya terbawa emosi sampai sekarang.

Lantas bagaimana dengan reaksi beliau? Beliau hanya bilang, “kita putar haluan. Jangan percaya hanya dengan satu sugesti. Tapi sebelumnya, aku mendapatkan Energi yang harus rutin dikelola. Yah aku tau itu”

Ternyata dalam sebulan pun “energi” tersebut tidak rutin dilaksanakan. Padahal sudah aku beri asupan, sokongan, suply, dan apalah itu namanya agar lancar dan mudah prosesnya. Hal ini adalah bentuk tanggung jawab, komitmen serta perjanjian yang aku, kami telah lakukan sedari awal.

Dari November ke Desember, aku perhatikan dengan seksama. Aku rasa beliau tidak terlalu mementingkan hal ini. Terbukti dengan “energi” yang tidak dikelola dengan maksimal. Bahkan tidak sama sekali.

Ada 2 orang dari tim mereka salah satunya adalah beliau sendiri, they wanna something purely. beliau bilang “kita coba beberapa moment sampai energi tersebut unreachable”

Sekarang yang aku lakukan hanya diam. Tidak ada respon apa pun. Jikalau aku merespon, pasti aku yang disalahkan. Karena aku tau kamu ... sangat amat mengetahui hal itu. Aku ikut alur mu. Seperti janji keramat yang telah engkau torehkan hanya membuat luka tanpa kau ukir menjadi lukisan. Tanpa kau realisasikan. Sampai pada hari ini.

Maret 2019 bulan negosiasi atau negosiasi sebulan penuh.



Hidup ini adalah tentang kesepakatan dan perjanjian. Sebelum kita lahir ke dunia atau lebih tepatnya ketika masih dalam dunia rahim, kita sudah sepakat dengan Tuhan tentang perjanjian. Kesepakatan perjanjian tersebut adalah rezeki, jodoh dan maut.

Tentang kesepakatan perjanjian... bulan maret 2019 tercetuslah 2 perjanjian dengan kontrak yang berbeda. Kontrak ini adalah tentang aku selaku pihak pertama, seseorang tersebut selaku pihak ke dua dan dia selaku pihak ke tiga.

Jika seseorang tersebut menjalankan kontrak yang pertama maka, kita sepakat untuk mengadakan perjanjian sebagai berikut :

1.     Pihak pertama dan pihak ke tiga tidak akan pernah selamanya untuk bekerja sama dalam satu “rumah produksi”
a.       Kami memiliki “sumber penghasilan” masing-masing dan tidak saling mengganggu gugat satu sama lain.
2.      Pihak pertama tidak akan ikut serta dalam setiap kegiatan perusahaan pusat maupun cabang milik pihak ke dua.
a.       Pihak pertama hanya selaku pemegang saham dan penerima laba dari setiap perusahaan yang dimiliki pihak ke dua
b.      Laba tersebut akan di berikan oleh pihak ke dua dalam bentuk transfer, cek, maupun tunai disetiap awal bulan dengan nominal *******
3.      Pihak pertama tidak menuntut “kehadiran” dari pihak ke dua dalam hubungan kerjasama yang dijalani dengan pihak ke dua

Jika pihak ke dua belum dan tidak terfikir untuk menjalani kontrak pertama, maka pihak pertama akan mengajukan kontrak kedua yang berisi perjanjian sebagai berikut:

1.      Membuat produksi bersama antara pihak pertama dan pihak ke dua
a.       Pihak ke dua harus mengerahkan seluruh tenaga, fokus, pikiran, hati dan perasaan terhadap usaha produksi
b.      Produksi ini berdasarkan inisiatif dari pihak ke dua
c.       Kerjasama ini tidak melibatkan sedikit pun pihak ke tiga
2.      Jika tidak mampu menjalankan pasal 1 maka, Pihak ke dua bekerja sama dengan pihak ke tiga
a.       Pihak pertama menandatangani dan menjalani perjanjian sebagaimana tertulis dalam kontrak pertama terhadap pihak kedua
3.      Jika tidak mampu menjalankan pasal 2 maka, pihak pertama dan pihak ke dua bekerja sama menjalankan hubungan kerja sama tanpa ada target produksi
4.      Jika pihak ke tiga mengajukan persyaratan menjalin kerjasama antar dua pihak saja yaitu pihak ke dua dan ke tiga maka Pihak ke dua memutuskan kerja sama terhadap pihak pertama. Seluruh biaya akibat dari pemutusan hubungan ini ditanggung oleh pihak ke dua

Perjanjian tersebut sudah ditandatangani. Namun sayang, perjanjian itu menurut ku sangat lemah dipihakku. Karena perjanjian tersebut tidak menyertakan waktu. Dan beliau mengambil kontrak ke dua dengan pasal pertama.

Dalam kontrak ke dua pasal pertama beserta ayatnya, produksi ini harus berdasarkan inisatif dari seseorang tersebut. Modal awal sudah ku alokasikan. Tapi belum ada hasil. Memulai pun tidak. Ku tanya sampai tahap mana pasal ini dijalankan. Seseorang tersebut berkata dengan banyak alasan (seperti yang sudah sudah) mulai dari masih mencari investor, belum bertemu investor, investornya sedang keluar negri, dan akhirnya aku hanya diam. Menunggu dan diam adalah pekerjaan terakhir ketika segala usaha sudah ditempuh.

Usut punya usut ternyata seseorang tersebut masih mengharapkan kerja sama dengan pihak ke tiga. Dan tidak bisa melupakan kalau mereka pernah kerja sama dan hampir berhasil. Dan sepertinya seseorang tersebut masih ragu ragu menjalin kerja sama dengan ku. Ragu dan enggan untuk menjalankan dikarenakan kenangan yang membekas ingin mengulang hampir berhasil kerja sama dengan pihak ke tiga.

Aku sangat amat berharap perjanjian di kontrak ke dua pasal 1 beserta seluruh ayatnya ini berhasil. Tapi semua ini tidak ada artinya jika seseorang tersebut tidak berinisiatif dan niat kuat untuk memulai. Lantas aku harus berbuat apa...

Sudah cukup waktu ku untuk menjalankan perjanjian pasal 3. Semua ku kembalikan pada Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu memutar balik kan hati, perasaan dan pikiran orang tersebut.
Sampai pada akhirnya ku temukan bukti bahwa seseorang tersebut lebih memilih persentase terbanyak di pasal 3. Benar saja... enggan dan tak mau memulai. Perlu usaha keras dan niat kuat untuk menjalankan pasal 1.

Dan kini aku harus menahan kecewa... kecewa dalam waktu yang tak tentu

Foto


Kenapa presentase opsi 1 harus lebih kecil dari opsi 3?

Dari 20 % menjadi 40 %

Presentase opsi 2 hanya 10 %  (yang namanya macan ketika dipelihara dari lahir jinak seperti kucing. Setelah lama dan besar dia akan tumbuh sesuai nalurinya. Liar. 10 % ini adalah bentuk liarnya)
Presentase opsi 3 dari 65 % sampai 48 % (tetap lebih sedikit ketimbang opsi 1. Padahal yang sangat aku harapkan adalah opsi 1)

Presentase opsi 4 (sebisa mungkin opsi ini tidak akan pernah muncul. Hanya saja ada wacana “the one and only” dari pihak tertentu yang mengharuskan opsi ini muncul kepermukaan)

Dari semua 4 opsi tersebut, seseorang tersebut menambahkan opsi 5 yaitu penambahan anggota. 

And the last question is ... when the promise is real? I almost wait for 3 months